Lukisan Palsu: Bisakah Proses Penciptaan Diulang, Apalagi Oleh Orang Lain?
Edisi: 28/29 / Tanggal : 2000-09-17 / Halaman : 78 / Rubrik : LAY / Penulis : , ,
LUKISAN palsu ternyata bisa membunuh. Seorang dokter angkatan laut sahabat pelukis Djoko Pekik suatu kali memperlihatkan foto lukisan yang baru dibelinya. Lukisan seharga Rp 5 juta itu, kata si penjual, adalah lukisan Djoko Pekik-pelukis termahal yang pernah menjual satu lukisan Rp 1 miliar. Tapi, kata Pekik, itu palsu. Dokter itu tensinya langsung naik. Ia emosional, marah-marah. Seminggu kemudian, ia meninggal.
Maka, kata Syahnagra, pengurus seni rupa di Dewan Kesenian Jakarta: "Jaringan pemalsu lukisan itu seperti mafia narkoba." Benar, narkoba bisa membunuh, dan lukisan palsu-seperti dalam kasus dokter angkatan laut itu-bisa juga mencabut nyawa pembelinya dengan "metode"-nya sendiri.
Tapi, jaringan? Baik Syahnagra maupun siapa pun belum punya bukti-bukti, meski tak lalu berarti jaringan itu tidak ada. Dan bukan cuma seorang dokter, bahkan seorang kurator bisa keliru. Amir Sidharta, pernah belajar di Jurusan Permuseuman Universitas Washington, D.C., suatu kali membeli sebuah lukisan perjuangan bertanda tangan Dullah. Judulnya Merdeka atau Mati, seharga Rp 380 juta. Amir mungkin kurang waspada, karena lukisan itu dilengkapi sertifikat dari mantan wakil presiden Adam Malik, yang memang kolektor lukisan Dullah.
Suatu hari, Amir, yang tak menduga bahwa sertifikat juga bisa palsu, diberi tahu seseorang bernama Sugeng bahwa yang dibelinya adalah lukisan Rustamadji, pelukis dari Surabaya. Sugeng berani memastikan karena ia salah seorang murid Rustamadji. Sugeng menyarankan agar Amir mengelupas cat di atas tanda tangan Dullah. Samar-samar, di bekas cat yang dikelupas terbaca inisial Rustamadji.
Kasus dokter angkatan laut itu mungkin (baru) satu-satunya. Yang pasti, bisnis lukisan palsu diam-diam sudah begitu marak. Itu yang bisa disimpulkan dari hasil pelacakan TEMPO. Dan seperti yang dialami Amir Sidharta, adanya sertifikat tak menjamin lukisan itu asli. Sertifikat juga bisa palsu-palsu benar-benar, atau asli tapi keterangan yang diberikan tidak sebenarnya.
Putra pertama Popo Iskandar (almarhum), Harry Nugraha, mengaku sering menyita sertifikat palsu atas nama bapaknya. Popo semasa hidupnya mengeluarkan sertifikat untuk menjamin pembeli lukisannya. Suatu hari Harry memergoki sertifikat palsu yang sekilas tanpa cacat. Rupanya pembuat sertifikat palsu itu tak tahu bahwa tanda tangan Popo di sertifikat berbeda dengan di lukisan. Tanda tangan di sertifikat itu seperti tanda tangan Popo di lukisan. Padahal, tanda tangan Popo di sertifikat seperti di KTP.
* Alergi Bulu Kucing
Adalah Rose Pandawangi, istri S. Sudjojono (almarhum). Sepuluh tahun terakhir, dibantu seorang art dealer yang berprofesi sebagai pemverifikasi lukisan Sudjojono, Rose memberikan pernyataan asli-tidaknya lukisan suaminya. Untuk itu, ia mendapat imbalan sampai Rp 4 juta.
Menurut nenek 16 cucu ini, sebagian besar lukisan yang dikira karya suaminya yang dibawa kepadanya palsu. Ada yang bisa cepat dketahui karena lukisan itu tak mencantumkan ciri khas tanda tangan suaminya, yakni "SS 101" (SS adalah inisial S. Sudjojono, sedangkan 101 adalah nomor siswa saat dia bersekolah guru di Lembang, Jawa Barat). Yang sulit adalah bila tanda tangannya benar dan itu lukisan pemandangan. Rose tak mengatakan kenapa itu sulit. Mungkin, ciri khas lukisan Sudjojono adalah pada bentuk figur, yang biasanya grotesque: kasar tapi lucu.
Yang bikin ketawa Rose adalah ketika suatu hari datang seseorang membawa lukisan bergambar Maya, anak bungsunya, sedang menggendong kucing. Tanpa melihat dengan teliti pun, istri Sudjojono ini langsung memastikan itu bukan karya suaminya. Sejak kecil Maya alergi debu dan bulu kucing. Jadi, mustahil Maya menggendong kucing sebagai model, karena ini harus dilakukan tidak sebentar.
Tapi, seberapa banyak lukisan palsu diperdagangkan? Datang saja ke Galeri Mastrans di Bandung. Di sini Anda punya banyak pilihan. Ada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…