Muncikari Berutang, 'godfather' Beraksi

Edisi: 28/29 / Tanggal : 2000-09-17 / Halaman : 137 / Rubrik : HK / Penulis : S., Happy , Hakim, Jalil , Suryalibrata, Rian


AKIBAT keserakahan konglomerat, saya dieksekusi sampai melarat. Saya ditusuk hingga sekarat dan dipenjara oleh aparat." Pantun darurat itu diteriakkan oleh germo ternama, Hartono, dari balik sel di Rumah Tahanan Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur. Kekesalan Hartono, yang dulu terkenal dengan rumah bordil kelas atasnya di Prapanca, Jakarta, terhadap lawan bebuyutannya, bos Bank Artha Graha (BAG) Tommy Winata, rupanya sudah memuncak.

Soalnya, aset utama Hartono yang amat dibanggakannya, yakni Planet Bali di kawasan Jimbaran, Badung, Bali, Rabu pekan lalu dieksekusi lelang untuk melunasi utang kepada BAG. Pelelangan atas pusat hiburan yang dulu dibangun Hartono dengan biaya Rp 13 miliar itu dimenangi Devy K. Permanawaty, dengan harga Rp 8,6 miliar. Ratusan polisi mengamankan eksekusi tersebut.

Sementara itu, Hartono tak mampu berbuat apa-apa. Ia sedang ditahan karena dituduh…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…