Amien Rais: "wapres Harus Dari Kalangan Militer"
Edisi: 37/32 / Tanggal : 2003-11-16 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,
KETIKA semua mulut dijahit dan semua kepala hanya pandai mengangguk di hadapan Presiden Soeharto, adalah Amien Rais yang berani tampil mengajukan diri sebagai calon presiden pada 1997. Meski belakangan yang terjadi adalah reformasi pada Mei 1998âyang kemudian menobatkan B.J. Habibie sebagai pengganti Soehartoâkeinginan Amien Rais untuk meraih kursi kepresidenan tak pernah luntur. Belakangan, setelah pemilihan umum menyajikan realitas bahwa partainya, Partai Amanat Nasional (PAN), tak dikenal masyarakat, Amien Rais kemudian banting setir sebagai motor kelompok "Poros Tengah" yang berhasil mengusung K.H. Abdurrahman Wahid ke kursi kepresidenan pada Sidang Umum MPR 1999. Karena itu, ketika dia mengungkapkan telah ada dua pertemuan antartokoh dari partai Islam, orang langsung berasosiasi bakal ada Poros Tengah jilid II.
Tapi kali ini Hamzah Haz dan Yusril Ihza Mahendra sebagai pemimpin partai berbasis Islam justru menepis keras. Keduanya menyatakan partai mereka tidak pernah turut dalam pertemuan seperti diungkapkan Amien, juga tak srek lagi dengan model penggalangan kekuatan yang terkesan mendikotomikan Islam dan nasionalis.
Sambil berbuka puasa bersama di kantor redaksi Majalah TEMPO, Rabu pekan lalu, Amien menjelaskan latar belakang pernyataannya itu. Dia juga mengungkapkan persiapannya maju sebagai calon presiden dari partai yang dipimpinnya. Berikut ini petikannya.
Sejauh mana persiapan Anda maju sebagai calon presiden?
Saya sadar, kalau saya hanya didukung PAN, tak mungkin (menang). Saya harus membangun dukungan yang luas. Untuk menang sebagai presiden, sedikitnya saya membutuhkan 71 juta…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?