Membebat Luka Di Maluku
Edisi: 37/32 / Tanggal : 2003-11-16 / Halaman : 71 / Rubrik : SEL / Penulis : Chamim, Mardiyah, ,
Rusuh Maluku adalah selarik sejarah yang mesti dicatat dengan tinta hitam. Hanya dalam dua tahun pertama kerusuhan antar-agama di sana, sekitar 3.000 orang tewas percuma dan 67.000 lainnya terserak dalam kamp-kamp pengungsian. Kini, empat tahun setelah amuk itu pertama kali berkobar, warga muslim dan Kristen mulai merasakan betapa sesungguhnya mereka saling membutuhkan. Yang muslim tak bisa mengusir hama babi hutanâsesuatu yang dulu dikerjakan warga Kristen. Sebaliknya, warga Kristen mengaku rindu masakan yang dulu dibuat kerabat muslim mereka. Wartawan TEMPO Mardiyah Chamim September lalu mengunjungi Ambon dan Kepulauan Seram, Maluku, bersama rombongan International Medical Corps (IMC), lembaga swadaya masyarakat AS yang menangani proyek rekonsiliasi di daerah konflik.
Di Maluku.
MATA Farida merah membasah saat mendengar Maluku Tanah Pusaka. Ini lagu yang hari-hari ini kerap berkumandang di udara Ambon. Syairnya berkisah tentang mereka yang meratapi anak, saudara, suami, atau kekasih yang menjemput maut di tengah kerusuhan. "Jadi ingat Eva, anak beta yang masih balita. Dia terpaksa meninggal saat katong (kami) sibuk mengungsi ke sana-sini," katanya. Suara ibu muda berambut ikal ini tersendat-sendat di tenggorokan.
Farida, yang tinggal di Kampung Olas, Pulau Seram Barat, Maluku Tenggara, hanya sekeping contoh. Masih ada jutaan orang yang berduka. Menurut Human Right Watch, sejak Januari 1999 hingga 29 Juni 2000, kerusuhan di Maluku telah menelan sedikitnya 3.000 korban tewas. Tragedi kemanusiaan ini juga memaksa 67 ribu penduduk tercerai-berai di kamp-kamp pengungsian. Tidak terhitung pula kerugian material akibat rontoknya permukiman dan infrastruktur telekomunikasi.
Luka mendalam tampak di setiap jengkal tanah Maluku. Begitu lepas dari gerbang Bandar Udara Pattimura, aroma kepedihan pasca-kerusuhan segera tajam menyergap. Keelokan teluk biru berkilau-kilau yang memagari Ambon tak sanggup menetralkan aroma kesedihan itu.
Di salah satu sisi Teluk Dalam Ambon, misalnya, tergeletak bangkai kapal California.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…