Yang Tutup Usia Di Tahun Ular
Edisi: 44/30 / Tanggal : 2002-01-06 / Halaman : 104 / Rubrik : OBI / Penulis : Budi, Johan , ,
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari kematian seseorang. Termasuk wafatnya sejumlah tokoh Indonesia sepanjang tahun 2001 yang baru kita lewati. Ada penegak hukum sederhana yang kebal suap, seniman, ekonom pejuang, pendidik, sampai seorang tentara reformis. Inilah sebagian dari potret mereka.
* Baharuddin Lopa
AWAL Juni 2001 silam, secercah harapan hukum akan ditegakkan muncul dalam benak banyak orang. Hari itu Baharuddin Lopa resmi diangkat menjadi Jaksa Agung, posisi tertinggi bagi penegak hukum. Tidak berlebihan jika harapan itu ditumpukan pada putra Mandar, Sulawesi Selatan, kelahiran 27 Agustus 1935 itu. Integritas dan kesederhaan, syarat utama menjadi penegak hukum yang baik, seolah sudah built-in di tubuh Lopa.
Sewaktu menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, 1982-1986, Lopa menolak hadir di Hotel Golden, Makassar, kendati Presiden Soeharto datang ke tempat itu. "Apa kata orang kalau saya datang ke hotel yang sedang saya sidik," begitu alasan Lopa. Rupanya, Tony Gazal, pemilik hotel, saat itu sedang diperiksa pihak kejaksaan untuk urusan korupsi.
Beberapa hari setelah menjadi Jaksa Agung, Lopa memperingatkan para jaksa untuk tidak menerima, apalagi meminta sesuatu, dari tersangka. Ucapan yang klise, memang. Namun, tidak ada yang berani mencemooh imbauan itu. Para jaksa tahu, guru besar hukum Universitas Hasanuddin itu adalah teladan yang pas untuk urusan integritas. Para pengak hukum itu juga melihat betapa jujur dan sederhana hidup bos mereka itu.
Jika mau, hidup kaya dan foya-foya bukan hal sulit bagi Lopa. Berbagai jabatan "basah" pernah disandangnya. Menjadi kepala kejaksaan tinggi di lima provinsiSulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, dan Ternatedan Menteri Kehakiman dan HAM. Ia memilih tetap tinggal di rumah sederhana di Pondokbambu, Jakarta Timur, yang ia peroleh dengan cara mencicil selama bertahun-tahun.
Sayang, kegembiraan para pencari hukum tak bertahan lama. Ketika melaksanakan umrah di Tanah Suci Mekah, 3 Juli 2001, Baharuddin Lopa berpulang ke haribaan-Nya. Teladan itu wafat saat hukum masih carut-marut di negeri yang pernah menempati urutan keempat sebagai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…