Mogok Makan, Lalu Hilang
Edisi: 26/29 / Tanggal : 2000-09-03 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Zulkifli, Arif , Lebang, Tomi , Budiyarso, Edi
TIDAK banyak yang dikatakan Idham Kurniawan ketika pergi meninggalkan rumahnya di Bandung pada Minggu pagi, 13 Agustus 2000. Kepada ibunya, mahasiswa Jurusan Antropologi Universitas Padjadjaran itu hanya mengatakan "akan jalan-jalan ke Jakarta". Setelah tiga hari tiada kabar, keluarganya hanya bisa cemas. Kecemasan berubah jadi kepedihan ketika layar televisi mengabarkan hilangnya empat demonstran; kemungkinan besar diculik. Idham adalah salah satunya, yang hingga kini tidak jelas rimbanya.
Idham memang tidak sedang pelesir di Jakarta. Bersama teman-temannya yang tergabung dalam Konsorsium Penyelamat Agraria (KPA), dia mengunjungi Gedung MPR-DPR Senayan, menggelar demonstrasi. Mereka menuntut pembaharuan Undang-Undang Agraria demi melindungi hak-hak petani serta masyarakat adat. KPA menilai Undang-Undang Pokok Agraria 1960 tidak punya gigi untuk melindungi petani dalam konflik mereka dengan pemodal besar. Idham, yang tengah menyusun skripsi tentang kehidupan suku terasing, sadar benar akan tema ini.
Itu bukan demonstrasi pertama mereka untuk tuntutan yang sama. September tahun lalu, mereka berhasil memperoleh janji dari Badan Pekerja MPR untuk membahas tuntutan mereka dalam sidang umum tahun berikutnya, yakni Agustus ini. "Ternyata pembahasan itu tidak ada, jadi kami harus menagih janji," kata Joko Purwanto, salah seorang aktivis KPA.
Sidang umum MPR tahun ini tidak hanya dibayangi oleh kisruh parlemen dengan presiden, tapi juga diwarnai oleh banyaknya demonstrasi, dengan tuntutan beragam. Dan di tengah hiruk-pikuk Gedung Senayan siang itu, tujuh aktivis KPA menggelar spanduk. Satu dari mereka, Usep Setiawan, membacakan tuntutan, sementara teman-temannya memplester mulut tanda protes sambil mengacung-acungkan poster.
Dua anggota parlemen, Idrus Marham dari Partai Golkar dan Yusuf Amir Faisal dari Partai Persatuan Pembangunan, datang menemui mereka. Keduanya berjanji akan membicarakan tuntutan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?