Ini Preman Medan, Bung!

Edisi: 26/29 / Tanggal : 2000-09-03 / Halaman : 31 / Rubrik : NAS / Penulis : P., Johan Budi S., Soedjiartono, Bambang ,


MARPINGUN Silalahi-bukan nama sebenarnya-hanya bisa mengurut dada selama ini. Setiap hari, sopir perusahaan angkutan kota Morina di Medan, Sumatra Utara, itu harus menyerahkan lebih dari separuh uang hasil perasan keringatnya untuk para preman dan tukang palak. Dan pekan lalu kesabarannya habis sudah. Dia bergabung bersama ribuan rekannya senasib melakukan pemogokan massal. Menolak menurunkan armada angkutannya ke jalanan, mereka melumpuhkan Kota Medan selama dua hari.

Inilah pemogokan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, bukan diorganisasikan oleh serikat buruh, dan bukan memprotes kebijakan pemerintah. Mereka disatukan oleh puncak kekesalan terhadap para preman. Pemerasan terhadap sopir angkutan bukanlah fenomena khas kota-kota besar Indonesia. Namun, pemogokan pekan lalu mengisyaratkan betapa Medan memang punya reputasi sangat buruk dalam hal ini.

Sopir seperti Silalahi, misalnya, yang mengambil rute Terminal Amplas-Pelabuhan Belawan, harus melintasi 15 pos gardu darurat yang mirip gerbang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?