Mereka Menolak Konghucu Sebagai Agama
Edisi: 42/28 / Tanggal : 1999-12-26 / Halaman : 12 / Rubrik : MON / Penulis : Wicaksono, Kuswardono, Arif A. , Dharmasaputra, Karaniya
UDARA menggigit kulit, siang itu, di Kota Beijing. Suhu udara sekitar minus tiga derajat Celsius. Namun, suasana di dalam ruang utama di Wisma Negara Daiyuotai terasa hangat. Si empunya hajat, taipan sepuh Tong Djoe, sedang menjamu Presiden Abdurrahman Wahid dan rombongan, yang sedang berkunjung ke Negeri Tirai Bambu, 2 Desember silam.
Kali ini, Tong Djoe bukan sedang menjadi pengusaha, melainkan sebagai Ketua Himpunan Konfusianisme Internasional. Itu sebabnya, di sela denting piring dan gelas suguhan, tiba-tiba terselip obrolan tentang perlunya pengakuan terhadap eksistensi konfusianisme di Indonesia. Pengakuan itu diperlukan sebagai satu tolok ukur penting bagi pengusaha RRC ataupun Cina perantauan untuk mengikis kecurigaan adanya diskriminasi rasial terhadap etnis Tionghoa di Indonesia.
Di era Soeharto, hak hidup konfusianisme memang amat dibatasi. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang Tata Cara Ibadah Cina serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 470/1978, pemerintah hanya mengakui lima agama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Habibie Tak Layak Dicalonkan
1999-03-15Publik melihat kasus rekaman telepon habibie-ghalib sebagai skandal politik. mereka menuntut pertanggungjawaban habibie dan menolak…
REFERENDUM UNTUK TIMOR LESTE
1999-02-15Mayoritas responden keberatan melepas tim-tim. referendum sebagai jalan keluar. keberhasilan indoktrinisasi orde baru?
Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual
1998-10-03Sebagian besar responden percaya perkosaan massal terjadi pada bulan mei lalu di jakarta. menunrt mereka…