Awas, Narkoba Semakin Keterlaluan

Edisi: 26/29 / Tanggal : 2000-09-03 / Halaman : 111 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Pareanom, Yusi A. , Budiyarso, Edy , S., Upiek

PELAWAK Polo seperti menujum nasibnya sendiri. Dalam tayangan acara Srimulat di stasiun televisi Indosiar, Kamis pekan lalu, ia berperan sebagai polisi. Dalam satu adegan, ia memarahi Bendot yang berperan sebagai tahanan. "Tahanan itu tidak boleh jadi dagelan, tapi dagelan boleh jadi tahanan," kata Polo. Tawa penonton langsung berderai. Lucu, mungkin.

Orang lantas mengaitkan guyonan itu dengan nasib pelawak Doyok, yang sudah sebulan lebih ditahan akibat menyimpan obat psikotropik jenis shabu-shabu. Tak dinyana, pada hari itu juga Polo harus menyusul Doyok. Ia digiring polisi dari Hotel Mega Matra di kawasan Matraman, Jakarta Timur, karena mengantongi shabu-shabu sebanyak 0,5 gram. Jumlah itu persis dengan banyaknya obat terlarang yang dimiliki Doyok.

Berbeda dengan Doyok, Polo tak merasa dijebak. Namun, pelawak bernama asli Barata Nugraha itu berkilah bahwa ia bukan pemilik barang haram tersebut. Menurut Polo, barang itu ditemukannya di kaleng parfum di satu kamar Hotel Prince di kawasan barat Jakarta. Alasan itu terdengar lucu, mungkin. Tragisnya, perbuatan Polo yang bisa diancam hukuman lima tahun penjara dan/atau denda Rp 100 juta itu bertepatan dengan saat istrinya melahirkan anak.

Terciduknya Doyok dan Polo seakan menegaskan sinyalemen maraknya penggunaan obat terlarang di kalangan artis. Dari kalangan Srimulat, empat tahun lalu, Jujuk, sang primadona, sempat…

Keywords: -

---

Foto Terkait