Hutan, Cermin, Dan Filsuf

Edisi: 39/32 / Tanggal : 2003-11-30 / Halaman : 60 / Rubrik : FT / Penulis : Suyono, Seno Joko , ,


Apakah arti hutan bagi seorang perenung?

DI Jawa, kisah wayang sering menggunakan metafor hutan sebagai tempat menempa diri. Ketika anak-anak Pandu terancam pembunuhan, mereka mengungsi ke belantara angker bernama Wanamarta. Mereka membersihkan pohon-pohon dan menghadapi marabahaya. Penderitaan menggembleng mereka. Sampai kini ungkapan babat alas wanawarta akan mengingatkan kita pada Pandawa yang tahan uji menghadapi kepahitan, dan inilah yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari orang Jawa. Di Jerman, mungkin hutan memiliki makna yang lebih dalam.

Lihatlah foto itu. Di tengah rimba Heidelberg, tahun 1983, berdirilah seorang Hans-Georg Gadamer pada usianya yang ke-83. Seluruh rambutnya memutih, ia mengenakan kemeja putih, dasi hitam, kaki kanannya menopang pada sebuah pokok pohon yang tertebang. Tangan kirinya memegang tongkat. Gadamer dikenal sebagai pemikir yang sangat prihatin terhadap dominasi teknologi yang dianggapnya memerosotkan kemampuan pemaknaan manusia. Tentu, filsuf yang meninggal dalam usia 102 tahun ini (Maret tahun lalu) saat dipotret tengah tak merenungkan hal itu. Namun keningnya berkerut. Apakah arti potret diri di hutan bagi seorang Gadamer?

Itulah sekilas pertanyaan yang muncul saat menyaksikan berbagai rangkaian foto filsuf kampiun Jerman hasil rekaman Stefan Moses yang digelar di Goethe Institut, Jakarta. Moses, kini 75 tahun, adalah salah satu fotografer terpenting Jerman. Setahun lalu, Museum Foto Munchner Stadtmuseum bekerja sama dengan Goethe Institut Inter Nationes mengadakan pameran restropeksinya bertema Deutsche Vita. Materi pameran itu kemudian dikelilingkan ke pelbagai Goethe Institut, termasuk di Jakarta. Salah satu seri terkenal foto Moses yang dapat kita saksikan adalah Die Grossen Alten im Wald (Orang-Orang Tua di Hutan).

Antara tahun 1963-1964 dan tahun 1980, Moses membawa banyak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tillema, Multatuli Fotografi
1994-05-14

Koleksi foto h.f. tillema berharga karena ia memotret segi-segi "buruk" di tanah hindia belanda. tapi…

M
Menggoda Kejujuran Fotografi
1994-02-05

Pameran teknologi merekayasa karya foto, di new york, membuka peluang manipulasi foto hampir tanpa batas.…

K
Kesaksian Sebastiao Salgado
1994-03-19

Fotografer yang doktor ekonomi ini mengabadikan wajah-wajah yang menyumbang pada keuntungan perusahaan, dan mereka hanya…