Merobohkan Tembok Berlin Arab
Edisi: 39/32 / Tanggal : 2003-11-30 / Halaman : 112 / Rubrik : KL / Penulis : Ghabra, Shafeeq , ,
PULUHAN juta penduduk Arab menyaksikan runtuhnya pemerintahan Saddam Hussein musim semi lalu, dan dalam kejatuhan Saddam mereka melihat cerminan situasi mereka sendiri. Bisa dikatakan, transisi di Irak menandai awal runtuhnya "Tembok Arab"âbatas otoritarianisme dan kekakuan yang tak kasatmata yang mengisolasi wilayah tersebut seperti Tembok Berlin yang memisahkan Eropa.
Status quo di Arab yang telah menyebabkan malaise di Timur Tengah ini tidak dapat dibiarkan berlangsung lebih lama lagi. Tapi apa yang akan menggantikannya? Ada tiga kemungkinan buruk: anarki dengan tipe yang memungkinkan Usamah bin Ladin bertumbuh subur di Afganistan, perang saudara seperti yang terjadi di Aljazair dan Sudan, atau otoriter baru seperti Saddam.
Untuk sampai pada berbagai skenario itu, dunia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu dan melihat status quo membusuk dan tenggelam ke dalam situasi chaos. Tapi, ada alternatif lain yang lebih positif: jalan reformasi yang mengarah pada penegakan undang-undang, hak asasi, masyarakat yang lebih sehat, dan demokratisasi di dunia Arab.
Meskipun kekerasan sekarang melanda Irak, masih mungkin menemukan jalan reformasi itu. Situasi di Arab relatif stabil dalam satu atau dua dekade terakhir. Pembunuhan, kudeta, dan kerusuhan yang mendominasi wilayah tersebut pada 1945 sampai 1990…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…