Said Agil Husin Al Munawar: ”semua Orang Memiliki Kepentingan”
Edisi: 40/32 / Tanggal : 2003-12-07 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sudrajat, ,
SEKITAR 40 orang berbusana ihram dan peci putih layaknya jemaah haji bergerombol di halaman Kantor Departemen Agama di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat tiga pekan lalu. Alunan talbiyah dan doa haji yang biasa dibacakan di depan Ka'bah mereka panjatkan. Mereka adalah perwakilan dari 1.200 calon jemaah haji plus asal Yogyakarta yang berunjuk rasa, menuntut Menteri Agama menambah kuota haji plus. Spanduk dan poster bernada protes dibentangkan. "Menag Jangan Bodohi Kami" dan "Berantas Calo Kuota Haji"
Dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah kuota haji plus tahun depan menurun dari sekitar 23 ribu menjadi 12 ribu. Akibatnya, mereka terancam batal menunaikan "panggilan Ibrahim" tersebut. Padahal ongkos naik haji itu sudah disetor para calon jemaah haji sejak Januari silam. Bahkan mereka sudah menyelenggarakan manasik dan syukuran bersama tetangga dan kerabat dekat. "Menteri Agama harus bertanggung jawab. Kalau tidak, kami akan menggugat ke PTUN," kata Muhammad Jazir, juru bicara pengunjuk rasa.
Benarkah Departemen Agama yang bertanggung jawab di balik itu semua? Untuk mendapat kejelasan tentang hal itu, Sudrajat dari TEMPO menemui Menteri Agama Said Agil Husin Al Munawar di kediamannya, Kamis pagi pekan lalu. Berikut petikannya.
Sejauh mana persiapan penyelenggaraan haji tahun depan?
Alhamdulillah, sudah kita siapkan semua perangkat yang diperlukan, baik itu pemondokan, penerbangan, maupun administrasi lainnya. Kelompok pertama akan berangkat 30 Desember.
Berapa jumlah kuota jemaah haji biasa maupun haji plus?
Mencapai 200-an ribu, 12 ribu di antaranya untuk haji plus.
Kenapa kuota haji plus berkurang dari 23 ribu tahun lalu menjadi 12 ribu tahun ini?
Ketika saya tiba di Saudi waktu itu, banyak ditemukan pelanggaran oleh penyelenggara haji plus. Di sana sudah lama ada ketentuan, misalnya harus meninggalkan Mekah atau Jeddah pada 25 atau 27 Dzulqaidah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…