Kapan Taipan Lain Ditexmacokan

Edisi: 41/28 / Tanggal : 1999-12-19 / Halaman : 78 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Taufiqurohman, M. , Hidayat, Agus , Manggut, Wenseslaus


MENGAPA Prajogo Pangestu, Mohammad "Bob" Hasan, Hutomo "Tommy" Mandalaputera, atau Aburizal Bakrie harus dibedakan dengan Marimutu Sinivasan? Itu pertanyaan banyak orang tatkala Sinivasan diberi predikat tersangka oleh Kejaksaan Agung, pekan lalu. Dengan predikat itu, pengusaha berdarah Tamil itu terpaksa kehilangan senyum lebarnya, yang sering dilakukannya seraya menggoyangkan kepala. Bos Texmaco ini harus bolak-balik dari rumahnya di kawasan Menteng ke kantornya di Kuningan, lalu ke Gedung DPR di Senayan, dan belakangan mobilnya sering mengarah ke gedung Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru. Pekan lalu, ada satu rute penting yang dilalui Sinivasan: bertandang ke kawasan Monas untuk bertemu dengan Presiden Gus Dur. Safari Sinivasan itu tujuannya satu: menjelaskan soal kredit prapengapalan (preshipment) yang diterimanya dari Bank BNI senilai Rp 9,8 triliun, yang kini macet.

Sinivasan dituding menyelewengkan kredit yang seharusnya dipakai untuk ekspor. Kepada TEMPO, ia mengakui sebagian besar utangnya, US$ 300 juta, digunakan untuk membayar utang jangka pendek. Sisanya dipakai untuk menggenjot investasi di industri dasar. Ini jelas tindakan kriminal. Pengusaha asal Jalan Pecenongan, Eddy Tansil, pernah kena gebuk hukuman penjara 20 tahun gara-gara menyelewengkan kredit Rp 1,3 triliun yang ia terima dari Bapindo.

Selain menyelewengkan dana kredit-sebagaimana pengakuannya-Sinivasan juga tak mampu membayar utang prapengapalan itu sehingga akhirnya diperpanjang sampai dua tahun. Padahal, peraturan hanya membolehkan utang itu dibayar dalam jangka waktu setahun. Kewajiban menyetorkan hasil ekspornya untuk membayar utang itu pun sudah tak dilakukan lagi. Karena itulah, dia kemudian berurusan dengan Jaksa Agung Marzuki Darusman, yang langsung mengenakan status tersangka terhadap pengusaha kelahiran…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…