Upaya Menggiring Petenis Ke Bali

Edisi: 46/23 / Tanggal : 1994-01-15 / Halaman : 40 / Rubrik : OR / Penulis : WY


AWAL menuju tenis profesional modern nyaris terkubur di Jakarta. Tapi masih ada PT Adi Nawaeka. Jika tidak, kejuaraan yang dirintis dengan susah payah oleh PB Persatuan Lawn Tennis Indonesia (Pelti) untuk memperebutkan Piala Presiden Soeharto itu -- dan sudah jadi kalender tetap ATP (Asosiasi Tenis Profesional Dunia) Tour -- bisa lenyap dari sini.

Jadi, Indonesia Terbuka 1994 tetap digelar di Jakarta, pekan ini. Hanya, kejuaraan berhadiah US$ 300 ribu yang minimal diikuti 23 petenis berperingkat 100 dunia ke bawah ini tidak lagi diselenggarakan Spectrum -- perusahaan promosi internasional yang berpusat di Hong Kong. Hak penyelenggaraannya sudah dialihkan.

Itu tak lain karena aturan baru ATP Tour. Dalam ketentuan itu disebutkan bahwa setiap impresario hanya boleh menyelenggarakan lima turnamen. Spectrum sudah mengantongi hak enam turnamen ATP: di Kuala Lumpur, Beijing, Taipei, Hong Kong, Osaka, dan Jakarta. Maka, mau tak mau, turnamen di Jakarta dilepaskannya. Dan bisa saja Spectrum menjualnya ke sponsor lain.

Itulah yang membuat PB…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…