Mencari Si Mbok Dari Wonosobo
Edisi: 41/32 / Tanggal : 2003-12-14 / Halaman : 120 / Rubrik : EB / Penulis : Uning, Dara Meutia, Sohirin, Amin, Syaiful
TAK sedikit perempuan yang mengadu nasib ke negeri orang; tidak pula berkurang kaum hawa yang membanting tulang di pabrik-pabrik. Namun, di luar itu, masih banyak wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tanggaâkendati jumlahnya belakangan ini kian menyusut saja. Mereka inilah yang membuat para penyalur tenaga kerja, seperti Lukman dan Sugito, tetap sibuk, terutama di hari-hari pasca-Idul Fitri, awal Desember ini.
Di rumah Lukman Mashudi, misalnya, telepon tak henti berdering. "Iya, Bu? Belum datang, Bu, yang dari Pacitan. Mungkin Kamis dan Jumat sudah pada datang semua, Bu," ujar Lukman kepada lawan bicaranya di seberang sana. Pengelola Lembaga Penyalur Kerja Tunas Annisa di Cipete, Jakarta Selatan, ini selain menjawab telepon juga sibuk melayani konsumen yang datang ke kantornya. Ada yang mencari pembantu rumah tangga, ada pula yang membutuhkan baby sitter alias pengasuh bayi.
Selepas Lebaran, biasanya permintaan akan pembantu melonjak tinggi. Saat TEMPO berkunjung ke kantornya, Lukman, yang juga dipanggil Budhi, tampak kewalahan. Pasalnya, hampir semua konsumen meminta "si mbok" yang sudah berpengalaman. Namun, "stok" yang ada rata-rata muda usia dan jumlahnya hanya enam orang. "Wah, ini yang ada masih belum 'mateng'," ujarnya sambil tergelak.
Meski begitu, bukan berarti yang belum "mateng" itu tak ada peminatnya. Dalam dua setengah jam, ada dua pembantu dibawa oleh majikan yang baru. Seorang ditugasi menjaga anak, yang satu lagi dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. "Saya sudah punya satu pembantu, tapi butuh satu orang lagi untuk menjaga anak saya. Soalnya, baby sitter untuk dia sekarang sudah terlalu mahal," tutur Ahmad Richard dari Cibubur.
Tingkat kesibukan yang lebih tinggi terlihat di Yayasan Bu Gito, tak jauh dari Tunas Annisa. Sejak Senin pekan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…