Nurcholish Madjid: "lapar Dahulu, Pandai Kemudian"

Edisi: 24/29 / Tanggal : 2000-08-20 / Halaman : 66 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


KONSTITUSI harus ditaati. Karena itu, presiden yang terpilih secara demokratis harus dipertahankan. Apa boleh buat kalau yang dipertahankan itu ternyata Gus Dur.

Beberapa hari sebelum Sidang Tahunan MPR dibuka, Nurcholish Madjid berbicara soal ini. Ia tak ingin Indonesia terjebak preseden menurunkan presiden sebelum waktunya. Kalau itu terjadi, Indonesia bisa kacau-balau, kemungkinan besar tak bakal bisa keluar dari krisis.

Bicara soal krisis dewasa ini, Nurcholish Madjid, 61 tahun, doktor filsafat Islam dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, percaya kepada pendidikan. Jika saja di masa lalu kita menomorsatukan pendidikan dan baru kemudian pertumbuhan ekonomi, katanya, kita tak akan jatuh semenderita sekarang ini dalam krisis.

Putra Haji Abdul Madjid, pemilik dan guru Madrasah Al Wathaniah di Mojoanyar, Jombang, ini pun mencemaskan salah satu semangat yang tumbuh di sebagian masyarakat kini: mengusulkan dimasukkannya tujuh kata dalam Piagam Jakarta ke dalam UUD 1945. Bersama beberapa intelektual muslim dan tokoh partai, Nurcholish menyatakan menolak usulan tersebut. "Yang terpenting dalam Islam adalah percaya kepada Tuhan-tanpa embel-embel apa pun," ujarnya kepada wartawan TEMPO, Edy Budiyarso, yang mewawancarainya, di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Berikut ini petikan wawancara dengan bapak dua anak itu tentang bagaimana sebaiknya bangsa Indonesia bersikap di tengah krisis yang terasa tak kunjung teratasi ini. Bisakah kita optimistis? Apa pula modal untuk itu?

Apakah Anda punya ide menumbuhkan optimisme di masa sekarang?

Kita tidak bisa optimistis 100 persen. Indonesia negara yang besar sekali. Bentangan Sabang sampai Merauke itu seperti London ke Teheran, melewati semua negara di Eropa, ditambah Timur Dekat, atau hampir seperti Jakarta-Osaka. Jadi, yang mengherankan itu bukan ancaman disintegrasi. Tapi, sebaliknya, kok, kita bisa bersatu. Di sini, kita harus memberikan kredit kepada perintis perjuangan seperti Boedi Oetomo, H.O.S. Tjokroaminoto, juga kepada agama, khususnya Islam, yang meratakan jalan bagi terbentuknya budaya umum Indonesia. Dan walau ini pahit, Belanda pun punya peran penting.

Dari sisi mana optimisme ditumbuhkan kendati tidak sampai 100 persen?

Kita punya persatuan di tengah keragaman luar biasa. Indonesia, berbeda dengan Cina, Jepang, dan Korea, adalah negara yang amat heterogen. Bahasa Indonesia, sebuah aset nasional, memainkan peran penting dalam persatuan kita.

Selain efektif menyatukan bangsa, apa peran bahasa Indonesia?

Proses demokratisasi. Pada bangsa-bangsa yang "meminjam" bahasa asing, seperti Malaysia, India, Pakistan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…