Emil Salim: "terbang Kita: Tinggal Seberapa Tinggi..."
Edisi: 24/29 / Tanggal : 2000-08-20 / Halaman : 76 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
"Sampai pada satu titik, masyarakat jenuh terhadap perdebatan politik yang men-jemukan. Masyarakat mulai mengubah orientasinya, dari menyalahkan pemerintah ke upaya mandiri memperbaiki keadaan ekonominya..."
DEMIKIAN salah satu paragraf dari Skenario 4 "Lambat tapi Selamat", skenario terbaik tentang kondisi Indonesia di masa depan. Skenario itu ditawarkan kelompok Indonesia Masa Depan 2010 (IMD 2010).
Berawal dari kepedulian dan keprihatinan atas apa yang terjadi di Indonesia, kelompok yang terdiri atas unsur lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemerhati hak asasi manusia, serta mahasiswa ini berupaya mencari tahu yang terpendam di benak publik tentang masa depan Indonesia.
Upaya mengintip ke dalam isi kepala anak bangsa sendiri ini dimulai sejak 1999 dan dilangsungkan di 15 lokasi tersebar dari NTT sampai ke Sumatra Utara. Di setiap lokasi, mereka menggelar pertemuan selama tiga hari, yang dihadiri 30-an orang dengan berbagai latar belakang. Akhirnya, terkumpul 600 orang yang mengemukakan impiannya tentang masa depan Indonesia pada 2010 kelak.
Pengumpulan pendapat di 15 lokasi itu ternyata menghasilkan dua kepedulian yang sama: soal pemerintahan dan ekonomi. Berangkat dari temuan inilah dihasilkan empat skenario IMD 2010, yang 1 Agustus lalu "diproklamasikan" di Pegangsaan Timur, Jakarta.
Prof. Dr. Emil Salim, salah seorang yang terlibat aktif dalam proyek besar ini, sangat optimistis bahwa impian anak-anak bangsa ini akan memperoleh jalan. Ia juga yakin, negeri ini bakal bangkit dari keterpurukan. Sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang mendasari segala ancangan ekonomi dengan data-data obyektif, Emil Salim melihat trend-yang terlihat dari berbagai indikator-perkembangan ekonomi menunjukkan kenaikan.
"Bisa diharapkan tahun 2000 ini pertumbuhan ekonomi kita masih akan naik. Apabila trend-nya tetap demikian, tahun 2010 kita boleh berharap bisa keluar dari ceruk keterpurukan ini," tutur pria berambut keperakan itu kepada TEMPO, yang pekan lalu menemuinya di ruang kerjanya di DEN.
Dalam perbincangan yang berlangsung dua jam, seperti yang ditunjukkan oleh jarum jam tangan merek Mido yang dikenakan di tangan kirinya, Emil Salim membeberkan optimismenya. "Masyarakat kita ini hebat. Betul-betul hebat!" ujar lulusan Universitas Berkeley yang telah kenyang berkeliling dunia itu.
Apa yang membuat optimisme pria kelahiran Lahat, Sumatra Selatan, 70 tahun silam itu begitu membuncah? Emil, yang sepanjang wawancara banyak menyelipkan kalimat berbahasa Inggris, tak sekadar bicara. Sambil menunjuk serangkaian…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…