Alvin Toffler: Beberapa Generasi Lagi, Manusia Tinggal Di Angkasa Luar

Edisi: 42/32 / Tanggal : 2003-12-21 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : Adi, I.G.G. Maha, ,


KETIKA buku Future Shock terbit pada tahun 1970, dunia kaget karena ramalan dalam buku itu sangat revolusioner. Menurut Alvin Toffler, sang penulis, berbagai cara hidup baru akan mengubah manusia: komputer akan mendominasi pekerjaan manusia, komputer pribadi (PC) akan diciptakan, juga jaringan elektronik dan realitas virtual. Toffler juga memperkenalkan istilah kaset video rekaman (VCR) sebelum barang itu diciptakan.

Satu dekade kemudian ia menulis Third Wave, yang kian mengukuhkan namanya sebagai futuris—peramal tren masa depan. Alvin mengatakan gelombang ketiga adalah revolusi informasi sebagai kelanjutan revolusi industri 400 tahun lalu. Masyarakat informasi yang lebih efisien akan terbentuk. Internet, televisi kabel, dan kecenderungan orang bekerja dari rumah juga termasuk dalam ramalannya. Ia juga memakai istilah PC clone untuk meramalkan kemampuan manusia menduplikasi dirinya. Semuanya hari ini terbukti. Di Cina, Third Wave pernah dilarang beredar. Tapi belakangan buku itu malah dipakai sebagai panduan para manajer dan pemimpin di sana.

Alvin Toffler, 75 tahun, adalah futuris kelahiran Brooklyn, New York, dari orang tua Yahudi-Polandia. Ia menamatkan studinya di Universitas New York, AS. Sebelum menjadi wartawan, ia sempat bekerja sebagai tukang las dan arsitek pabrik. Toffler menikahi Heidi Adelaide tahun 1950, mendapat seorang putri tunggal yang tiga tahun lalu meninggal dunia. Pasangan Toffler-Heidi kini bermukim di Los Angeles, AS.

Sebagai peramal masa depan tersohor, selama 3-4 bulan dalam setahun Toffler dan istri berada di luar negeri untuk menjadi narasumber berbagai seminar. Ia memang mendunia. Selain menjadi profesor tamu di Universitas Cornell, AS, ia pernah dipercaya menjadi penasihat Perdana Menteri Malaysia (ketika itu) Mahathir Mohamad untuk proyek Malaysia Multimedia Super-Corridor—sebuah proyek teknologi masa depan di negeri jiran tersebut.

Toffler mengaku terkesan dengan Mahathir, yang dianggapnya mampu menyatukan berbagai etnis dan sukses membangun Malaysia yang memiliki visi yang jelas tentang masa depan. Tapi, ketika rezim itu memenjarakan bekas Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada 1998, kekaguman itu memudar. Toffler lalu menyatakan berhenti menjadi penasihat Mahathir Mohamad.

Jika sedang tak ke luar negeri, Toffler mengisi hari-harinya di rumah. Usai mandi pagi, sekitar tiga jam ia membaca buku, lalu pergi makan siang tanpa ditemani siapa pun sampai pukul 2-3 sore. Sambil makan siang, ia mengedit hampir semua tulisannya. Ia memang sedang merampungkan bukunya yang baru, yang akan diluncurkan setelah pemilihan Presiden AS tahun depan. "Periode pemilihan umum tak bagus untuk pemasaran buku," katanya.

Sore hari, jika masih ada waktu, ia menonton film. Toffler mengaku menyukai film-film asing karena ia getol belajar kebudayaan. "Saya sering datang ke pemutaran film…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…