JEJAK SANG PENYULAP

Edisi: 42/32 / Tanggal : 2003-12-21 / Halaman : 118 / Rubrik : EB / Penulis : Hadiwinata, Thomas, Aryanto, Y. Tomi, Hasan, Rofiqi

AKSI pembobolan bank yang marak belakangan ini menyisakan satu pertanyaan: siapa yang berada di belakang dokumen-dokumen asli tapi palsu yang dipakai menggangsir dana perbankan hingga triliunan rupiah itu?

Petunjuk mengenai keberadaan sindikat itu mulai tersibak setelah Maria "Erry" Pauline Lumowa, yang hingga kini masih buron di Singapura, menghentikan puasa omongnya. Akhir pekan lalu, wanita pemilik kelompok usaha Sagared Team ini membenarkan adanya skema penutupan kredit macet milik beberapa debitor lama di BNI Kebayoran Baru, di balik skandal surat kredit (letter of credit, L/C) senilai US$ 170 juta.

Erry menyebut nilai utang debitor lama yang harus ditelan Sagared mencapai US$ 20 juta. "Itu bagian dari perjanjian pencairan utang ke Sagared," ia mengaku. Maka, Erry pun tanpa tedeng aling-aling menyebut hanya menerima US$ 40 juta dari total pencairan seluruh L/C, yang nilai keseluruhannya mencapai US$ 120 juta. Sedangkan US$ 50 juta sudah dikembalikan ke BNI.

Salah satu debitor yang kreditnya dioper ke Erry itu adalah John Hamenda. Kamis pekan lalu, John telah ditahan di Markas Besar Kepolisian RI karena disangka turut menikmati uang haram dari skandal BNI. Hingga berita ini diturunkan, John tak dapat dimintai penjelasannya.

Debitor lainnya, menurut Erry, adalah Rudy Sutopo. Yang menarik, Erry pun membenarkan kabar yang beredar bahwa Rudy terkait dengan kawanan pemalsu dokumen perbankan yang digunakan dalam berbagai aksi pembobolan belakangan ini. "Dia itu salah seorang pelaku," Erry menunjuk tanpa ragu. Selain Rudy, Erry juga menyebut nama seorang pengusaha yang bermukim di Bandung.

Kesaksian Erry dikukuhkan sejumlah sumber TEMPO lain yang lama mengakrabi industri keuangan. Menurut mereka,…

Keywords: -

Rp. 15.000