Mereka Memilih Benjamin
Edisi: 23/29 / Tanggal : 2000-08-13 / Halaman : 12 / Rubrik : MON / Penulis : Wicaksono , ,
SEBUAH peristiwa langka sepanjang sejarah Indonesia modern berlangsung di Gedung MPR/DPR Senayan, pertengahan Juli silam. Para wakil rakyat menggelar uji kepantasan dan kelayakan terhadap calon-calon hakim agung yang akan menduduki kursi lowong di Mahkamah Agung. Publik bahkan dapat melihat langsung jalannya pemeriksaan itu melalui televisi.
Peristiwa itu tergolong langka, atau bahkan baru pertama terjadi, karena semasa Orde Baru pemilihan hakim agung bersifat tertutup. Rakyat hanya diberi tahu hasil dan bukan proses pemilihannya-mekanisme yang kemudian menerbitkan istilah "hakim drop-dropan". Tak aneh bila waktu itu orang sering kaget-kaget jika pemerintah tiba-tiba mengangkat hakim agung baru, sementara kredibilitasnya masih diragukan.
Kini zaman telah berubah. Semua hal harus serba terbuka, termasuk mekanisme pemilihan calon hakim agung. Karena itu, mayoritas responden jajak pendapat TEMPO menilai uji fit-and-proper yang digelar DPR itu sudah bagus. Perkara ada satu-dua kelemahan, itu soal lain. Yang lebih penting buat publik adalah adanya transparansi dalam pencalonan.
Setelah melalui acara tanya-jawab yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Habibie Tak Layak Dicalonkan
1999-03-15Publik melihat kasus rekaman telepon habibie-ghalib sebagai skandal politik. mereka menuntut pertanggungjawaban habibie dan menolak…
REFERENDUM UNTUK TIMOR LESTE
1999-02-15Mayoritas responden keberatan melepas tim-tim. referendum sebagai jalan keluar. keberhasilan indoktrinisasi orde baru?
Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual
1998-10-03Sebagian besar responden percaya perkosaan massal terjadi pada bulan mei lalu di jakarta. menunrt mereka…