Harimau-harimau (sirkus?) Di Senayan

Edisi: 21/29 / Tanggal : 2000-07-30 / Halaman : 17 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,


WAJARKAH warga Indonesia merasa optimistis dengan hari depannya? Pertanyaan ini penting untuk diajukan mengingat penafsiran proses reformasi yang berlangsung sekarang ini sangat bergantung pada optimisme atau pesimisme sang juru tafsir. Ambil contoh serunya perdebatan sebelum, dalam, dan pasca-sidang Dewan Perwakilan Rakyat dengan Presiden Abdurrahman Wahid, Kamis pekan lalu. Bagi mereka yang optimistis, peristiwa itu adalah sebuah contoh bagaimana telah berubahnya wacana perpolitikan bangsa dari iklim otoriter menjadi egaliter. Bagaimana DPR, yang selama lebih dari tiga dekade dicemooh sebagai lembaga tukang stempel, sekarang bagai harimau yang baru lepas kandang, begitu garang menjaga wewenangnya. Juga tentang penampilan seorang presiden yang di masa lalu disakralkan sebagai Bapak Bangsa, kini dihujani dengan pertanyaan yang membuat banyak orang biasa merasa risi, tapi tak ada polisi atau serdadu yang kemudian mengamankan para penanya itu. Ditambah lagi, tidak seperti yang terjadi pada 1950-an, pertarungan politik di Senayan itu kecil risikonya untuk menggulingkan pemerintah. Bukankah ini sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18

Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.

K
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18

Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.

S
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25

Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.