Lembar Hitam Neraca Baret Hijau
Edisi: 21/29 / Tanggal : 2000-07-30 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Siboro, Tiarma , S., Endah W.
BOROK itu mulai terbuka. Baunya meruap dari Gambir, Markas Besar Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad): miliaran rupiah dana milik pasukan baret hijau telah diselewengkan.
Tak tanggung-tanggung, kasus ini langsung menyeret mantan Pangkostrad Letjen Djadja Suparman (November 1999-Maret 2000), yang kini menjabat Komandan Sekolah Staf Komando TNI. Jenderal yang dikenal dekat dengan mantan Panglima TNI Wiranto itu diduga bertanggung jawab atas penyelewengan dana Kostrad senilai Rp 173 miliar. Titik soal ada di brankas Yayasan Dharma Putra dan PT Mandala Airlines milik kesatuan elite tadi.
Kasus ini, meski secara samar-samar, diungkap ke muka publik dua minggu lalu oleh Pangkostrad Letjen Agus Wirahadikusumah. Dan Senin pekan kemarin, dugaan keterlibatan Djadja dalam skandal itu ditegaskannya kembali. Kepada wartawan, Agus membenarkan bahwa terhadap pendahulunya itu "akan segera dilakukan klarifikasi" oleh tim pemeriksa dari Inspektorat Jenderal Angkatan Darat.
Korupsi di tubuh militer bukanlah hal baru. Sudah menjadi rahasia umum betapa banyak jenderal hidup bergelimang kemewahan dari yayasan dan armada bisnis tentara (juga polisi) yang didirikan atas jargon "kesejahteraan prajurit". Selama 32 tahun rezim Orde Baru, tak seujung rambut pun hukum bisa menjamah mereka.
Namun, angin reformasi telah memungkinkan institusi militer, yang dulu dianggap keramat, kini dapat disentuh audit. "Dulu, atas nama persaudaraan korps, hal semacam ini tidak mungkin dilakukan," kata peneliti LIPI Indria Samego.
Dan tak terkecuali bisnis milik Kostrad. Sebagaimana ditulis peneliti LIPI Indria Samego dalam bukunya Bila ABRI Berbisnis, Dharma Putra adalah embrio dari kerajaan bisnis tentara. Adalah Pangkostrad Mayjen Soeharto yang membidani kelahirannya pada 1964. Berkongsi dengan taipan Liem Sioe Liong, Dharma Putra langsung melesat sebagai satu dari tiga armada bisnis tentara yang amat menonjol, sejajar dengan bisnis kelompok Diponegoro dan Siliwangi (Propelat).
Pada 4 Juli lalu, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan…
Keywords: Bisnis Tentara, Reformasi TNI, Djadja Suparman, Kostrad, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?