Hiroshima Bangkit Dari Puing

Edisi: 46/23 / Tanggal : 1994-01-15 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis : MWA


Hiroshima, yang porak-poranda di ujung Perang Dunia II, kini sudah bangkit. Kota yang dibagi lima anak sungai ini siap menjadi tuan rumah Asian Games Oktober mendatang. Ini adalah upaya Hiroshima membangkitkan rasa persaudaraan dengan sesama warga Asia -- yang pernah diusik tentara Jepang di masa perang. Kota yang dijatuhi bom atom ini sekarang menjadi pusat gerakan perdamaian internasional. Gerakan ini dikampanyekan oleh Hiroshima International Cultural Foundation (HICF). Agustus tahun lalu, lembaga ini mengundang wartawan TEMPO Max Wangkar untuk melihat-lihat Hiroshima dan merekam sisa-sisa kepedihan dari bom nuklir itu. Berikut ini laporannya: Tuntutan ganti rugi terhadap Jepang masih menghangat di kalangan rakyat Indonesia. Perlakuan tentara Jepang sekitar 50 tahun lalu, semasa Perang Dunia II, sulit dilupakan rakyat Indonesia. Itu telah menjadi sejarah. Kendati Jepang hanya tiga tahun berada di Indonesia, rakyat yang menderita tidak sedikit.

Belakangan ini ada sekitar 13.000 orang Indonesia yang menuntut ganti rugi karena pernah disuruh kerja paksa tanpa imbalan (romusha) atau diperlakukan sebagai wanita penghibur (jugun ianfu). Berapa jumlah jugun ianfu sebenarnya mungkin tak akan pernah diketahui secara resmi. Maklum, banyak juga orang yang diperkirakan malu atau dilarang keluarganya membuka aib tersebut.

Data romusha barangkali lebih banyak. TEMPO edisi 13 Desember 1986, misalnya, memberitakan ada sekitar 250.000 rakyat Indonesia telah dipaksa tentara Jepang menjadi romusha ke luar negeri, antara lain ke Burma. Dari jumlah itu, hanya sekitar 70.000 orang yang diketahui kembali ke Indonesia.

Ada pula bekas tentara KNIL serta orang Belanda yang ditawan tentara Jepang, dan kini sedang bergerak di Belanda untuk meminta ganti rugi.

Harapan bahwa pemerintah Jepang akan mengabulkan tuntutan itu tampaknya memang masih terlalu dini. Kondisi ekonominya, yang sedang dilanda resesi sekarang ini, barangkali belum memungkinkan Jepang dituntut bayar ganti rugi. Tak berarti tertutup kemungkinan bagi para korban mendapatkan semacam pampasan. Bagaimana cara atau bentuk ganti rugi itu bisa diperoleh tentu masih harus dicari.

Yang jelas, tahun lalu, pemerintah Jepang secara resmi telah meminta maaf atas segala (perbuatan keji) tentara Kekaisaran Jepang di Asia semasa PD II. Kejadian sekitar setengah abad lalu itu baru pertama kali dimohonkan maaf secara resmi oleh Perdana Menteri Hosokawa, beberapa hari setelah ia dilantik 7 Agustus lalu.

Di kalangan rakyat Jepang sendiri, banyak yang merasa prihatin atas kebiadaban tentara Kaisar. Keprihatinan ini terutama dirasakan rakyat di sekitar Hiroshima dan Nagasaki. Maklum, kedua kota ini boleh dikatakan ketiban tulah akibat kebengisan pasukan Jepang di Asia, khususnya di Korea, Cina, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.

Seperti diketahui,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…