Kisah Pemerkosaan Di Malam Pengantin
Edisi: 37/28 / Tanggal : 1999-11-21 / Halaman : 76 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Taufiqurrahman, M. , Karaniya,
PESTA itu ibarat pesta perkawinan agung. Tempatnya mewah, Shangri-SLa, hotel bintang lima paling moncer di Jakarta. Yang hadir sekitar 500 manajer menengah Bank Bali bersama para pejabat tinggi Standard Chartered Bank. Bagi para eksekutif puncak Bank Bali, hajatan pada Kamis malam Jumat, 22 Juli, itu merupakan resepsi perkawinan Bank Bali dengan Standard Chartered Bank (SCB), sebuah bank dengan reputasi internasional dari Inggris.
Tapi esoknya, seperti guntur, sebuah tamparan tiba-tiba mendamprat pipi sang mempelai. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang mengurusi rekapitalisasi bank, Subarjo Joyosumarto, menyampaikan, "Selamat, ya. Bank Bali diambil alih pemerintah." Alasannya singkat: rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio atau CAR) Bank Bali-dihitung berdasarkan perbandingan antara modal dan aset yang berisiko-sudah minus 31,2 persen. Menurut aturan main BI, bank punya kesempatan mengikuti rekapitalisasi jika CAR-nya tidak lebih kecil dari minus 25 persen.
Apa yang sebenarnya terjadi? Usut punya usut, ternyata mempelai yang lain, SCB, menemukan beberapa lubang besar dalam usus pasangannya. Setelah tiga bulan menggelar uji tuntas, SCB mendapat petunjuk bahwa Bank Bali terjerat perjanjian cessie (pengalihan tagihan) yang menguapkan dana Rp 550 miliar lebih. Selain itu, SCB melihat adanya upaya penjualan kredit kategori lima (kredit macet yang menunggak cicilan sampai sembilan bulan) senilai US$ 132 juta. Padahal, menurut aturan, aset seperti itu harus diserahkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Yang juga tak kalah penting, SCB menilai kualitas aset Bank Bali terus merosot. Jumlah kredit macet bank yang terkenal hati-hati melakukan ekspansi kredit itu membengkak, sehingga tambahan modal yang dibutuhkan Bank Bali "meledak" dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 4,3 triliun. Untuk menyelamatkan Bank Bali dari rongrongan kanker akut ini, pemerintah tak punya cara lain kecuali mengambil alih Bank Bali.
Uniknya, pengambilalihan itu tak menjatuhkan talak. Bank Bali dan SCB justru harus bergandengan tangan makin rapat. Pada hari itu juga, BPPN, yang diserahi pemerintah mengurusi bank-bank take-over, menunjuk SCB sebagai pengelola Bank Bali. Para pengelola…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…