Di Balik Tirai Kabinet

Edisi: 35/28 / Tanggal : 1999-10-31 / Halaman : 24 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wens , An


BIASANYA, sesudah MPR melantik Soeharto menjadi presiden, banyak orang berharap-harap cemas menanti deringan telepon. Mereka berharap akan ada permintaan untuk menjadi menteri. Maklum, di masa itu, keputusan ini hanya ada di saku Pak Harto. Kini, di masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid, segalanya berubah. Penentuan nama-nama pembantu presiden bukan hanya urusan Kiai Ciganjur itu, tapi juga merupakan konsensus bersama antara kekuatan-kekuatan politik negeri ini.

Kabinet yang kini tengah digodok itu kabarnya bernama Kabinet Persatuan Nasional. Rencananya, pengumuman nama-nama itu akan dilaksanakan pada 28 Oktober, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Pembicaraan pertama mengenai anggota kabinet dilaksanakan di Istana Negara, beberapa jam sesudah Megawati dilantik sebagai wakil presiden RI, Kamis pekan lalu. Selain Presiden dan wakilnya, tampak hadir dalam pertemuan itu Ketua MPR Amien Rais, Ketua DPR Akbar Tandjung, Wakil Ketua MPR Matori Abdul Jalil dan Kwik Kian Gie, serta Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima TNI Jenderal Wiranto.

Gus Dur-panggilan akrab Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama itu-selaku tuan rumah, malam itu, mempersilakan yang hadir untuk merancang siapa saja dari kelompok mereka yang disiapkan untuk duduk di kabinet. Di bidang ekonomi, Presiden akan membentuk Dewan Ekonomi Nasional, yang bertugas sebagai penasihat presiden bidang ekonomi. (Lihat rubrik Ekonomis dan Bisnis).

Postur kabinet pun akan dirampingkan. Ada yang dimerger, ada yang dihapus, ada pula yang ditambah. Sebagai contoh, Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan akan hilang dan diganti dengan Departemen Pemukiman. Lembaga Menteri Negara BUMN akan dihapus dan diganti dengan Badan Koordinasi BUMN saja. Ada pula kementerian baru, seperti Kementerian Maritim dan Kelautan. "Semuanya masih tentatif, akan diputuskan awal pekan ini," kata sumber TEMPO yang dekat dengan istana. Kabarnya, jumlah kementeriannya 25 buah, termasuk lima menteri negara-tak ada lagi menteri koordinator.

Berikut ini profil beberapa nama yang akan duduk di kabinet mendatang.

Laksamana Widodo Adi Sutjipto

IA dilantik sebagai Wakil Panglima TNI pada 17 Juli lalu oleh Presiden Habibie di Istana Negara. Pengangkatannya itu menghidupkan kembali pos jabatan wakil panglima yang kosong sejak dijabat Laksamana Sudomo pada 1983. Jabatan itu rupanya cuma dipegang sebentar oleh bapak tiga anak ini. Rumor kuat beredar di Jakarta bahwa Widodo segera dipromosikan sebagai Panglima TNI dalam kabinet Gus Dur-Mega. "Silakan kontak Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI. Itu urusan mereka," katanya saat dikonfirmasi TEMPO.

Widodo lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 55 tahun lalu. Ia lulusan angkatan XIV Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1968. Berbagai jabatan di lingkungan AL pernah disandangnya. Ia mengawali tugas sebagai perwira senjata di KRI Irian pada 1968 dan terus melejit hingga dipromosikan sebagai Kepala Staf Angkatan Laut pada 29 Juni 1998. Di bidang politik, pria berkulit gelap ini pernah dipercaya sebagai Ketua Panitia Ad Hock (PAH) Badan Pekerja MPR dalam Sidang Umum MPR 1997.

Jika Widodo naik menjadi panglima, di manakah posisi Jenderal Wiranto? Gosip yang terdengar, ia akan menjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…