Syahril Sabirin Menghitung Hari

Edisi: 14/29 / Tanggal : 2000-06-11 / Halaman : 120 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Taufiqurohman, M. , ,


BOLEH jadi inilah hari-hari terakhir Syahril Sabirin sebagai gubernur bank sentral. Setelah delapan bulan "digoyang" oleh Presiden Abdurrahman Wahid tanpa pernah berhasil, posisi Syahril kini begitu genting. Adalah Jaksa Agung Marzuki Darusman yang membuka kemungkinan keterlibatan Syahril dalam skandal Bank Bali.

Perkara yang bisa membawa Syahril ke kursi tersangka adalah dugaan soal kehadirannya dalam pertemuan 11 Februari 1999 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan. Pertemuan ini disebut-sebut menjadi kunci pembuka kasus Bank Bali, yang sudah hampir setahun karatan. Dalam pertemuan itu, patgulipat pencairan tagihan inter-bank Bank Bali senilai Rp 1,4 triliun digelar dan dirancang.

Apa yang diendus Marzuki sebenarnya bukan perkara baru. Tapi bahwa kemungkinan itu tiba-tiba dikemukaan terbuka oleh jaksa agung, tentu punya arti istimewa. Apalagi, seperti menyambut "seruan" Marzuki, dari dalam istana kepresidenan muncul info bahwa Syahril berniat mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Gus Dur. "Selasa atau Rabu ini, Syahril akan menyerahkan suratnya," kata seorang sumber di Istana.

Info simpang-siur itu kemudian memang dibantah oleh Bank Indonesia. Namun, sejalan dengan pernyataan Marzuki, pemeriksaan terhadap Syahril kian gencar dilakukan. Menurut sumber TEMPO di Kejaksaan Agung, dalam lanjutan sidang kasus Bank Bali yang mendudukkan bekas Deputi Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Pande Lubis sebagai tersangka awal pekan ini, akan muncul sejumlah kesaksian baru yang memberatkan Syahril.

Jika terbukti bersalah, doktor ekonomi lulusan Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat, ini otomatis akan terjungkal dari posisinya-sesuatu yang selama ini diusahakan Presiden Gus Dur tapi tanpa hasil. Sejak awal pemerintahannya, Gus Dur memang terkesan kurang sreg dengan Syahril. Selama delapan bulan terakhir, secara terbuka Gus Dur sudah tiga kali meminta agar Syahril mundur. Alasannya tak pasti: awalnya karena tak cocok bekerja sama, belakangan karena skandal Bank Bali merugikan negara ratusan miliar.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…