Glodok Dan 'ombudsman' Polisi
Edisi: 12/29 / Tanggal : 2000-05-28 / Halaman : 79 / Rubrik : KL / Penulis : Meliala, Adrianus , ,
Adrianus Meliala
*)Kriminolog UI
KERUSUHAN Glodok minggu lalu, betapapun pahit, menyiratkan hikmah bahwa niat baik saja terkadang tidak cukup. Agar niat itu berakhir dengan hasil yang baik pula, perlu ditempuh cara dan proses yang tertentu. Semoga hal itu telah dicamkan oleh kalangan kepolisian. Sebab, bila tidak, di masa mendatang dapat saja terulang kembali kerusuhan yang diawali oleh kegiatan polisi (police-incited riot) seperti di Glodok itu.
Ironis, memang, melihat kerja polisi yang seharusnya menciptakan kondisi tertib hukum (law and order), tapi malah secara tidak sengaja menyimpang dari harapan, dan berakhir dengan kerusuhan. Ia bisa dikatakan tanpa disengaja, bila kondisi chaos memang sesuatu yang diam-diam diinginkan. Steve Platt (1993) secara sinis menyebutnya sebagai police riot atau kerusuhan para polisi.
Jadi, yang sebenarnya tengah dilanda gejolak dan dianalogikan seperti kerusuhan adalah aspek intern kepolisian sendiri. Kondisi itulah yang lalu memungkinkan munculnya pikiran "gila" untuk main serang atau main libas tatkala menangani demo, ketika hendak menangkap penjahat, atau saat mengatur…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…