Kampus Ambon Tak Lagi Manise
Edisi: 29/28 / Tanggal : 1999-09-26 / Halaman : 52 / Rubrik : PDK / Penulis : Bektiati, Bina , Madjowa, Verrianto , Lebang, Tomi
BAGI Siti Ramlah, gadis berkerudung yang berkulit kuning langsat, Ambon adalah sebuah lembaran hitam. Gadis 18 tahun yang duduk di semester ketiga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura itu sudah bertekad hengkang dari kampusnya setelah nyawanya nyaris melayang. Ini adalah ekor dari kerusuhan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Apalagi tempat indekos Ramlah terletak di kawasan Perumnas Poka, daerah jantung kerusuhan. "Saya tidak bisa belajar dengan ledakan bom setiap hari," kata Ramlah, yang mengurus kepindahan belajar ke Universitas Hasanuddin, Ujungpandang.
Ramlah tidak sendirian. Ribuan mahasiswa di Ambon memutuskan meninggalkan kampusnya, mencari "suaka akademik" ke perguruan tinggi seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Sam Ratulangi, Manado, atau Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Dari Universitas Pattimura saja tercatat sekitar 2.500 mahasiswa yang bereksodus ke luar Ambon.
Mereka membawa trauma dengan kerusuhan berkepanjangan di Ambon. "Saya masih sering bermimpi mendengar suara bom, tembakan, dan orang menjerit," kata Jefri Christian, mahasiswa Universitas Pattimura yang mengungsi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…