Ismail Suny: "sekretariat Negara Pernah Maha Berkuasa"

Edisi: 27/28 / Tanggal : 1999-09-12 / Halaman : 34 / Rubrik : WAW / Penulis : Budiyarso, Edy , Kleden, Hermien Y. ,


ANAK muda itu sesungguhnya belum cukup umur untuk menjadi anggota Gabungan Saudagar Kaya Raya Aceh. Usianya baru 18 tahun. Barangkali dia yang paling muda di antara yang hadir dalam pertemuan antara kongsi usaha tersebut dan Presiden Sukarno. Peristiwa yang berlangsung pada 1948 itu terjadi di Banda Aceh, saat Bung Karno berkunjung ke sana. Dalam pertemuan yang kemudian tercantum dalam sejarah nasional Indonesia itu, para saudagar, yang mewakili kaum anak negeri Aceh, menyerahkan sumbangan berupa uang dan perhiasan emas. Sumbangan inilah yang kemudian dibelikan sebuah pesawat terbang-diberi nama Seulawah-bagi Republik Indonesia. Adapun remaja itu bernama Ismail Suny, dan dia hadir mewakili ayahnya, Haji Mohammad Suny, seorang saudagar kaya dan ternama di kawasan Aceh selatan.

Ismail Suny lahir di Labuhanhaji, Tapaktuan, Aceh selatan, pada 7 Agustus 1929. Ia anak ketiga dari 18 bersaudara, dari pasangan M.H. Suny dan Cut Nyak Sawani. Lulus dari Sekolah Menengah Islam di Aceh, bekas Tentara Pelajar ini melanjutkan sekolahnya di SMA Budi Utomo, Jakarta-sekolah favorit pada masa itu. Pada 1957, remaja yang cerdas ini melanjutkan studi ke Fakultas Hukum dan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Gelar master of civil law ia peroleh dari University of McGill, Montreal, Kanada, pada 1960.

Pulang dari Kanada, Suny bersama Profesor Sugarda Purbacaraka mendirikan Universitas Cenderawasih di Irian Barat. Dari Irian, ia kembali ke Jakarta untuk mengambil program doktor di Universitas Indonesia. Pada 1963, desertasinya-berjudul Pergeseran Kekuasaan Eksekutif, Suatu Penyelidikan Dalam Hukum Tata Negara-mencuatkan nama Ismail Suny sebagai ahli hukum tata negara. Dua tahun kemudian, oleh almamaternya, ia diangkat menjadi Guru Besar Fakultas Hukum UI. Promosi yang membuat Suny lebih diperhitungkan, khususnya di kalangan cerdik cendekia, ini berlangsung pada 1 Oktober 1965-hanya satu hari setelah pecah peristiwa G30S-PKI.

Ayah lima anak ini kemudian masuk gelanggang politik. Ia menjadi anggota DPRGR-MPRS (1967-1969). Suny termasuk salah satu tokoh yang ikut menjatuhkan Sukarno tatkala MPRS menolak pidato pertanggungjawaban presiden dalam Sidang Istimewa MPRS 1967. Tapi, dalam sepak terjang sebagai politisi, Suny rupanya lebih menampilkan sikap dan visi seorang intelektual. Ia dicopot dari MPRS pada 1969. Kabar yang beredar waktu itu menyebutkan, profesor ilmu hukum ini terlalu keras mengkritik proses pembuatan Undang-Undang Pemilu.

Saat menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah (1973-1978), ia dihadang pengalaman pahit. Kritiknya tentang kekuasaan Soeharto-yang dinilainya mengarah pada kediktatoran-membuat Suny dijebloskan ke Rumah Tahanan Nirbaya. Selama satu tahun dalam penjara, ia sempat menyelesaikan autobiografinya yang diberi judul Mencari Keadilan. Lepas dari tahanan, Suny kembali mengajar. Sikapnya terhadap rezim Soeharto tetap keras, sampai pada saat ia menerima tawaran menjadi Duta Besar RI untuk Kerajaan Arabi Saudi (1992-1997). Menurut Suny, langkah ini diambilnya setelah Pak Harto bersikap lebih adil terhadap Islam.

Kini, penasihat Presiden Habibie untuk masalah Aceh ini melewatkan hari tua yang tenang bersama istrinya yang jelita, Rosma Daud, di sebuah rumah yang asri di Jalan Jenggala, Jakarta Selatan. Di rumah ini pula, ia menerima wartawan TEMPO, Edy Budiyarso, Hermien Y. Kleden, dan fotografer Robin Ong, untuk sebuah wawancara khusus.

Nukilannya:

Anda ditangkap polisi tak lama setelah diskusi dengan para mahasiswa di IKIP Jakarta pada 27 Desember 1977. Apa sebetulnya yang Anda perbincangkan dalam pertemuan tersebut?

Alasan penangkapan itu adalah ucapan-ucapan yang saya kemukakan dalam diskusi. Saya mengatakan, di dalam kabinet Soeharto ada dua orang komunis. Saya juga menyebutkan, Soeharto mempunyai simpanan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…