Siapa Lagi, Gus
Edisi: 09/29 / Tanggal : 2000-05-07 / Halaman : 15 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,
SETELAH Soeharto dan Habibie turun panggung, dan meninggalkan banyak keruwetan, harapan kepada Presiden Abdurrahman Wahid begitu tinggi. Gus Dur, begitu ia dipanggil, diharapkan segera membawa bangsa ini beranjak dari masa yang dinamakan Orde Baru ke orde reformasi yang lebih baik. Dalam memerintah, ia juga diimpikan meninggalkan trik-trik, intrik, intimidasi gaya Orba, menjadi gaya memerintah yang transparan, mengajak semua pihak, egaliter, dan terbuka terhadap kritik. Walhasil, Gus Dur diimpikan menjadi seorang David Copperfield yang mampu sejenak "menghilangkan" Indonesia dan menghadirkannya lagi sebagai Indonesia baru yang nyaman, damai, dan makmur.
Harapan memang melambung tinggi kepada Gus Dur. Maklum, warisan kerusakan dari para pendahulunya parah. Semua urusan politik disetir dari istana. Hukum tidak lagi punya wibawa. Bahkan, jual-beli perkara sudah melibatkan para petinggi Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung-dua benteng terakhir penjaga keadilan. Korupsi, setidaknya kolusi dan nepotisme, bukan hanya dilakukan si Mamat-pegawai kecil pemerintah yang mencuri kertas HVS untuk ditukar dengan beras-tapi sudah sampai lingkungan presiden sendiri. Ekonomi praktis ambruk. Utang negeri mencekik leher, investasi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.