Impor Hakim? Jangan, Ah

Edisi: 07/29 / Tanggal : 2000-04-23 / Halaman : 12 / Rubrik : MON / Penulis : Wicaksono , ,


INDONESIA ternyata tak cuma "penggiat" impor beras, semen, ataupun gula. Bila perlu, kelak hakim pun bisa didatangkan dari luar negeri, dengan catatan kalau gagasan yang dilontarkan anggota Tim Asistensi Ekonomi Presiden, Faisal Basri, dua pekan silam, disetujui.

Faisal melontarkan usul mengimpor hakim itu setelah melihat tersendatnya penyelesaian kasus-kasus perbankan. Alasan itu makin kuat bila dihadapkan pada kenyataan sehari-hari. Lihat sajalah bagaimana kinerja hakim sekarang, dari tingkat bawah sampai puncak. Saat gencar-gencarnya diadakan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia, para hakim malah membuat keputusan yang kontroversial dan merugikan masyarakat luas. Misalnya, mementahkan perkara korupsi Djoko S. Chandra, membebaskan Beddu Amang, Tommy Soeharto, dan Ricardo Gelael beberapa waktu lalu.

Padahal, mestinya kadi-kadi itu, selaku penegak hukum, bertanggung jawab atas penalaran, penafsiran, dan penerapan hukum yang didasarkan pada rasa keadilan masyarakat. Di tangan para hakimlah terletak harapan dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Habibie Tak Layak Dicalonkan
1999-03-15

Publik melihat kasus rekaman telepon habibie-ghalib sebagai skandal politik. mereka menuntut pertanggungjawaban habibie dan menolak…

R
REFERENDUM UNTUK TIMOR LESTE
1999-02-15

Mayoritas responden keberatan melepas tim-tim. referendum sebagai jalan keluar. keberhasilan indoktrinisasi orde baru?

A
Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual
1998-10-03

Sebagian besar responden percaya perkosaan massal terjadi pada bulan mei lalu di jakarta. menunrt mereka…