'dewa Mabuk' Dan Sidang Istimewa

Edisi: 07/29 / Tanggal : 2000-04-23 / Halaman : 20 / Rubrik : NAS / Penulis : D., Karaniya , Kuswardono, Arif , Prabandari, Purwani D.


SEPERTI biasa, Presiden Abdurrahman Wahid tak begitu ambil pusing. Sabtu pagi kemarin, selepas menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G 77 di Havana, Kuba, dengan sumringah ia menerima kunjungan seorang tamu kehormatan. Dia adalah Presiden Kuba sekaligus tokoh komunis dunia saat ini, Fidel Castro. Saat itu, secara mendadak Castro datang bertandang ke Hotel Melia Havana, tempat Abdurrahman dan rombongan menginap. Dan kegembiraan Presiden Abdurrahman genap sudah. Castro juga menghadiahinya sebuah kaset lagu Guantanamera, lagu favoritnya.

Padahal, pada saat bersamaan, suhu politik di Tanah Air sedang menuju ke titik didih. Permohonan maaf dan lontarannya untuk mencabut Ketetapan MPRS No. 25/1966 tentang pelarangan Partai Komunis Indonesia menuai protes hebat dari berbagai kalangan-khususnya umat Islam. Cetusan yang semula dimaksudkannya ke arah rekonsiliasi nasional itu malah berbalik menjadi bumerang. Isu itu lalu menyambar deras ke satu arah: menggugat kursi kepresidenan Abdurrahman Wahid.

Gugatan langsung datang dari Ketua MPR Amien Rais. Dengan nada keras, dia mengimbau jagonya saat sidang umum lalu itu agar berhenti melakukan apa yang disebutnya sebagai "eksperimen politik enteng-entengan". Tiap minggu, kata Amien, Presiden Abdurrahman mengobrak-abrik suasana jadi semakin kacau.

Di mata Amien, memang hanya setelah enam minggu memerintah, kepercayaan rakyat terhadap Presiden Abdurrahman Wahid semakin redup saja. Alih-alih jadi pemecah masalah, Abdurrahman dinilainya lebih sering jadi pencipta kisruh. Berbagai celetukannya-yang tak perlu-kerap memancing goro-goro. Salah satunya, pernyataan Abdurrahman bahwa pertikaian Maluku dikarenakan umat Islam dianakemaskan, yang menggoreskan sakit hati kaum muslimin.

"Jadi presiden Gus Dur itu kok pakai jurus dewa mabuk, tabrak kiri-kanan," kata Ketua Fraksi Golkar di DPR, Syamsul Maarif.

Kinerja kabinetnya di bidang ekonomi juga dinilai mengecewakan. Compang-campingnya kebijakan menaikkan tunjangan struktural pengawai negeri dan penanganan rencana kenaikan tarif bahan bakar meletupkan demonstrasi di mana-mana.

Penyebab keresahan lain, menurut sejumlah sumber di Fraksi Golkar dan PDI Perjuangan, adalah upaya Presiden melakukan pergantian di sejumlah pos kabinetnya. Ia sempat meminta Amien agar melepas Menteri Keuangan Bambang Sudibyo. Ia juga mengontak Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung supaya mencopot Menteri Tenaga Kerja Bomer Pasaribu dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla. Sedangkan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri dia minta merelakan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Kwik Kian Gie serta Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Laksamana Sukardi.

Upaya ini gagal setelah ramai-ramai ditolak. Amien bahkan menantang balik. "Sebagai presiden kan sampeyan punya hak prerogatif,"…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?