Mayor Jenderal Tni Syahrir M.s.: "posisi Kami Sudah Low Profile"
Edisi: 07/29 / Tanggal : 2000-04-23 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,
ULANG tahun Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke-48, Minggu lalu, dirayakan ketika semua tudingan diarahkan pada pasukan elite itu. Kasus penyalahgunaan narkotik oleh anggota Kopassus Letnan Dua Agus Isrok, penculikan aktivis prodemokrasi pada 1997, sampai tudingan-masih perlu dibuktikan kebenarannya-sebagai dalang kerusuhan Mei 1998 dan penembakan mahasiswa di Jembatan Semanggi pada 1999 datang bertubi-tubi. Terakhir, Menteri Pertahanan mengusulkan agar pasukan elite itu disusutkan jumlahnya dari 6.000 menjadi 5.300 orang.
Untuk pasukan elite yang pernah menjadi "bintang" TNI itu, ini jelas titik balik. Sebelumnya, pasukan baret merah ini adalah kesatuan yang dikenal dekat dengan kekuasaan. Semasa dipimpin Prabowo Subianto, kesatuan ini "digemukkan" dan pangkat komandannya naik dari brigadir jenderal menjadi mayor jenderal. Wewenangnya luas. Setelah Soeharto jatuh, semuanya seperti selesai.
Apa langkah Kopassus mendatang ini? Berikut ini wawancara dengan Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal Syahrir M.S. oleh Tiarma Siboro, Johan Budi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?