Tentang 'orang-orang Pintar' Kabinet Gus Dur

Edisi: 06/29 / Tanggal : 2000-04-16 / Halaman : 91 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Rulianto, Agung , P., Purwani Diyah , Tanjung, Leanika

ADA pengamat yang menilai Presiden Abdurrahman Wahid terlalu sibuk memikirkan politik, sampai-sampai soal ekonomi terbengkalai dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengancam akan menarik bantuannya. Namun, sebagian lagi menilai koordinasi adalah "barang mahal" di tim ekonomi kabinet Gus Dur sehingga kerja mereka awut-awutan. Kwik Kian Gie, sebagai "komandan" ekonomi, keuangan, dan industri (ekuin), misalnya, dinilai gagal melepas perannya selama lebih dari 30 tahun sebagai komentator ekonomi dan kini harus menjadi aktor. Padahal, kapasitas orang-orang di tim ekonomi Gus Dur dinilai memadai, bahkan Eugene Galbraith memuji mereka sebagai "orang-orang yang pintar".

Lalu, apa yang harus dilakukan Gus Dur untuk memberesi kinerja tim ekonominya? Berikut ini pendapat analis bursa, pakar ekonomi, tokoh politik, dan pengamat Indonesia.

Eugene Galbraith, Analis Bursa di Hong Kong:

"Aktifkan Sistem Pemerintahan..."

TIM ekonomi Indonesia sebenarnya terdiri atas orang-orang pintar. Tapi mereka bekerja dalam sistem yang kabur, belum ada manajemen yang baik. Koordinasi presiden dengan menteri, menteri dengan direktur jenderal, dan seterusnya belum berjalan lancar. Akibatnya, mereka sering gagal bereaksi positif dalam menghadapi masalah.

Kwik sendiri gagal mengubah perannya dari komentator selama 30 tahun menjadi aktor. Selama ini, Kwik dikenal sebagai orang pandai yang otaknya selalu berorientasi pada kelemahan orang lain dan sistem ekonomi bangsa. Namun, ketika dihadapkan pada pengambilan keputusan, dia mengalami kesulitan karena tidak biasa melakukannya. Sedangkan menteri-menteri lain masih membawa budaya Orde Baru. Mereka terbiasa menjadi boneka atau mainan anak-anak yang dikendalikan oleh tuannya.

Seiring…

Keywords: -

---

Foto Terkait