KETIKA PLN BERMAIN LAYANG-LAYANG

Edisi: 23/28 / Tanggal : 1999-08-15 / Halaman : 74 / Rubrik : EB / Penulis : Taufiqurohman, M. , Adi, I G.G. Maha ,

KALI ini berita bagus untuk Perusahaan Listrik Negara: negosiasi ulang listrik swasta mulai mendatangkan hasil. Setelah berkali-kali gagal, PLN maju selangkah menyelesaikan urusan listrik swasta yang-kalau dibiar-biarkan-bisa menyengatnya sampai bangkrut itu.

Proyek Tanjungjati B, yang nilainya US$ 1,15 miliar dan diduga mengandung mark-up besar, termasuk yang kontraknya hampir selesai. PLN dan Cepa Indonesia, pemilik pabrik setrum Tanjungjati B, sekarang tinggal menanti keputusan pemerintah Jepang soal pendanaannya. Proyek kontroversial itu sendiri akan diambil alih pemerintah dengan pendanaan supermurah.

Dua pabrik listrik lagi juga akan selesai urusannya, yaitu proyek listrik tenaga uap Sengkang dan proyek tenaga diesel Parepare. "Sementara Tanjungjati B proses settlement-nya hampir tuntas, yang dua ini sudah sampai pada pembahasan settlement," kata sumber TEMPO. Beban PLN, jika semua itu kelar, tentu jauh berkurang.

Harga jual swasta yang tinggi selama ini jadi beban berat untuk PLN, yang harus mau membelinya-dipakai atau tidak itu urusan PLN. Pada masa lalu, ketika kroni Soeharto begitu hebat pengaruhnya, PLN tak punya nyali untuk menawar harga yang ditetapkan sang kroni. Jadilah harga swasta Indonesia itu jauh di atas harga di banyak negara, misalnya Thailand. PLN bahkan tekor karena harga jual swasta ke PLN masih lebih tinggi dari harga yang dijual PLN ke konsumen. Harga jual PLN ke konsumen sekitar US$ 0,0235 per kwh (kilowatt-jam) dan itu artinya PLN tekor US$ 0,04-0,05 per kwh. Maka, dalam negosiasi ulang saat ini, harga jual itu termasuk poin penting yang dibahas.

Selain harga, nilai proyek swasta itu juga dibicarakan. Nilai proyek yang "diangkat" bukan…

Keywords: -

Rp. 15.000