Tarif Angkutan Jangan Naik
Edisi: 05/29 / Tanggal : 2000-04-09 / Halaman : 16 / Rubrik : MON / Penulis : Wicaksono , ,
HIDUP di Jakarta adalah perjuangan. Begitu yang dirasakan oleh seluruh warganya setiap hari. Solehudin, misalnya, terpaksa menempuh belasan kilometer dari rumahnya di kawasan Papanggo, Tanjungpriok, Jakarta Utara, sebelum sampai di tempatnya bekerja, di kawasan Proklamasi, Jakarta Pusat.
Soleh, begitu ia biasa dipanggil, mesti berganti-ganti kendaraan umum. Pertama, ia harus naik angkutan kota (angkot) dari ujung kampungnya sampai Stasiun Priok, lalu ganti naik bus cepat-terbatas (patas) ke Matraman, dan setelah itu beralih naik bemo sampai ke dekat kantornya. Kalau dihitung-hitung, setiap hari Soleh harus menyediakan Rp 3.200 untuk ongkos transpor dari rumah ke kantor pulang-pergi.
Jumlah ini sebentar lagi niscaya akan melonjak berlipat-lipat seandainya pemerintah jadi menaikkan ongkos angkutan umum. Soalnya, Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) telah mengusulkan agar pemerintah menyetujui kenaikan tarif angkutan mulai 10 April mendatang.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Habibie Tak Layak Dicalonkan
1999-03-15Publik melihat kasus rekaman telepon habibie-ghalib sebagai skandal politik. mereka menuntut pertanggungjawaban habibie dan menolak…
REFERENDUM UNTUK TIMOR LESTE
1999-02-15Mayoritas responden keberatan melepas tim-tim. referendum sebagai jalan keluar. keberhasilan indoktrinisasi orde baru?
Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual
1998-10-03Sebagian besar responden percaya perkosaan massal terjadi pada bulan mei lalu di jakarta. menunrt mereka…