Merinci Wajah Bumi

Edisi: 02/29 / Tanggal : 2000-03-19 / Halaman : 47 / Rubrik : ILT / Penulis : Pareanom, Yusi A. , Supriyatun, Upiek ,


BANJIR, badai, gempa, dan longsor adalah bencana kepedihan ganda. Selain amukannya dahsyat, kemunculannya pun belum bisa diterka secara tepat. Tapi, setahun lagi, kekhawatiran itu mungkin bisa berkurang. Itu bila pesawat ulang-alik Endeavour berhasil memperoleh data pemetaan tiga dimensi (3D), yang juga disebut digital elevation models. Misi NASA, badan antariksa Amerika Serikat, yang berlangsung bulan lalu itu memang menimbulkan harapan besar. Sebab, kalau pola perubahan permukaan bumi bisa dideteksi lewat peta 3D, dampak bencana bisa diminimalisasi.

Selama ini, data bumi yang lazim dipakai berasal dari hasil pemetaan topografi. Peta itu dibuat pada bidang datar dua dimensi, seperti kertas. Karena itu, tingkat akurasinya masih rendah. Contohnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi hanya bisa digambarkan dengan kontur di peta. Hal itu semakin kentara bila menyangkut daerah yang sulit dijangkau seperti gurun, gunung, ataupun hutan lebat.

Padahal, peta…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14

Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…

I
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16

Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…

P
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05

Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…