Ilmu Tasawuf Di Ruang Kuliah
Edisi: 20/28 / Tanggal : 1999-07-25 / Halaman : 58 / Rubrik : PDK / Penulis : Bektiati, Bina , Srihartini, Rinny , Fadjri, R.
DAN Jalaluddin Rumi pernah berkata: hati adalah cermin. Ia perlu digosok tiada henti hing- ga akhirnya terlihat refleksi cahaya Tuhan. "Penggosokan" itu bisa dilakukan dengan berzikir sehingga akan menambahkan kenikmatan merasakan atau melihat Tuhan.
Ini suatu gagasan yang dianut di kalangan sufi beberapa abad silam. Pada abad ke-20, adalah Nursomad Kamba, salah seorang pengajar di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung, yang membuat sebuah terobosan: kenikmatan sufistis itu bisa menjadi upaya sebuah penyembuhan. Ia membuat jurusan psikoterapi tasawuf. Karena IAIN tidak memiliki jurusan modern, lahirlah ide untuk memadukan ilmu tasawuf, salah satu jurusan di Fakultas Ushuluddin, dengan psikoterapi. "Tidak ada masalah mental yang bisa dilepaskan dari agama,"…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…