Ibarat Semut Menghela Gajah
Edisi: 19/28 / Tanggal : 1999-07-18 / Halaman : 72 / Rubrik : EB / Penulis : Taufiqurohman, M. , Hidayat, Agus ,
KALAULAH ada kontes konglomerat terbesar di Indonesia, barangkali Glenn Jusuf akan terpilih sebagai salah satu nominasi terkuat. Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) itu, tak bisa dibantah lagi, menguasai ribuan aset dan perusahaan, baik publik maupun nonpublik, yang nilainya hampir Rp 600 triliun. Kekayaan yang berada di tangan Glenn Jusuf ditaksir mencapai 60 persen dari total produk domestik bruto Indonesia.
Sebagai Ketua BPPN, Glenn "menguasai" nasib perusahaan yang kreditnya macet di bank BUMN, atau bank swasta yang diinjeksi modal pemerintah. Selain itu, ia juga menguasai aset bankir yang banknya ditutup atau diambil alih pemerintah. Pekan lalu, diumumkan daftar hampir 200 perusahaan milik para bankir yang diserahkan kepada pemerintah (sebagai jaminan), sampai kewajiban bank-bank yang ditutup maupun diambil alih itu terbayar lunas.
Daftar perusahaan-perusahaan itu sungguh dahsyat, bagaikan tanpa tanding. Lihat saja. Ada Astra Internasional, perakit dan penjual produk otomotif paling gede di Indonesia. Lalu ada Dipasena Citra Darmaja, pengelola tambak udang terpadu terbesar di dunia. Kiani Kertas, pabrik kertas dengan teknologi paling mutakhir, dan tentu saja First Pacific, konglomerasi Hong Kong yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, keuangan, properti, dan perdagangan.
Memang betul, kekayaan sebesar itu bukan milik Glenn pribadi, tapi dikuasai oleh negara. Hanya saja, Glenn, dengan tim BPPN yang jumlahnya cuma 500 orang itu, diberi kewenangan untuk mengatur merah birunya aset-aset ini. Yang pasti, negara sebagai "pemegang saham" cuma punya satu keinginan: bagaimana caranya agar aset-aset yang hebat ini bisa jadi duit, secepat-cepatnya dan sebanyak-banyaknya.
Hasil duit yang "segede-gedenya dan secepat-cepatnya" ini penting untuk dicatat mengingat pemerintah telah dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…