Jenderal Tni Subagyo Hadisiswoyo: "yang Diadili Sekarang Donny, Agus Isrok, Atau Bapaknya?"
Edisi: 51/28 / Tanggal : 2000-02-27 / Halaman : 21 / Rubrik : LAPUT / Penulis : , ,
MALAM itu bekas orang nomor satu di Angkatan Darat, Jenderal TNI Subagyo Hadisiswoyo, berusaha tampak santai. Mengenakan kaus biru gelap lengan panjang dan celana panjang warna hitam, ia menerima TEMPO di rumah kontrakan yang asri di Jalan Sutan Syahrir, Jakarta Pusat. Jenderal lulusan Akabri 1970 itu tampak lebih kurus dari sebelumnya. "Bukan tambah kurus, tapi tambah langsing," tukasnya sambil tersenyum.
Senyum memang betah bertengger di bibir penasihat Presiden Abdurahman Wahid di bidang militer ini. Padahal, ayah dua anak yang dikenal taat beribadah ini mengaku shocked berat sejak anak sulungnya, Agus Isrok, tertangkap berada di kamar Hotel Travel dengan 4 kilogram lebih shabu-shabu dan 6.000 butir pil ekstasi di dalamnya. Maka, untuk menyalurkan keruwetan pikirannya, Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia ini suka mengibaskan raket badminton. "Lewat smash menghilangkan stres," katanya.
Stres bukan barang baru bagi Subagyo. Selama 16 tahun menjadi anggota pasukan elite TNI-AD, Kopassus, lelaki gagah tapi ramah ini sering terpilih mengikuti operasi berbahaya. Mantu seorang kiai terkenal ini ikut dalam operasi penyerbuan ke Timor Timur pada 1975 dan pembebasan sandera dalam pembajakan pesawat Woyla di Don Muang, Bangkok. Lalu, pria berkumis tebal kelahiran Yogyakarta, 12 Juni 1946, ini menjadi Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden selama 7 tahun. Ia sempat menjabat sebagai Komandan Komando Pasukan Khusus dan Panglima Daerah Militer Diponegoro, Jawa Tengah, sebelum menduduki jabatan puncak di TNI-AD. Kendati demikian, perwira tinggi yang dianugerahi bintang sakti itu tak mampu menahan kesedihan. Matanya tampak berkaca-kaca saat bercerita mengenai anaknya, Letnan Dua Agus Isrok. Berikut ini petikan wawancara yang berlangsung Jumat malam, pekan lalu.
Dari obrolan dengan Agus, sebenarnya bagaimana kejadian itu berlangsung?
Hari itu kan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…