Militer Dalam Tarik Ulur Gus Presiden
Edisi: 50/28 / Tanggal : 2000-02-20 / Halaman : 18 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Zulkifli, Arif , Sepriyossa, Darmawan , Pudjiarti, Hani
SUARA ayat suci Quran terdengar sayup di presidential suite sebuah hotel besar di Mekah, Arab Saudi. Rombongan Presiden Abdurrahman Wahid baru saja tiba ke kota kelahiran Nabi Muhammad itu-satu dari beberapa negara Eropa dan Asia yang dikunjunginya sepanjang dua pekan lalu. Tiba-tiba saja telinga Gus Dur menangkap sebuah ayat yang membuatnya terhenyak. Pesan moral ayat itu kira-kira begini: janganlah seseorang ragu dalam mengambil tindakan yang dipandangnya benar. Presiden Abdurrahman berbisik kepada salah seorang anggota rombongan yang berada di sebelahnya. "Ayat ini mungkin untuk saya," begitu kira-kira kata Presiden, seperti dituturkan seorang stafnya.
Abdurrahman sedang ragu-ragu? Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi bahwa ia harus mengambil keputusan penting terhadap kasus pengadilan hak asasi manusia terhadap Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Wiranto, itu memang benar. Ini memang problem serius. Soalnya, mata dunia kini sedang terarah kepada kelanjutan hasil penyelidikan Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang merekomendasikan agar Wiranto diperiksa lebih jauh. Bila rekomendasi ini tak diindahkan, besar kemungkinan upaya membawa Wiranto dan mereka yang dituding melakukan pelanggaran di Timor Timur ke peradilan internasional akan digelindingkan dengan kencang.
Tidak jelas apakah karena bisikan ayat suci di Mekah itu atau karena sebab lain jika kemudian Presiden Abdurrahman menebar statemen tajam sepanjang perjalannya ke Eropa. Berkali-kali ia meminta Wiranto mundur dari jabatannya. Di Jakarta para jenderal kasak-kusuk. Sebagian mendukung permintaan Gus Dur itu, sebagian lainnya menganggap permintaan itu merongrong kewibawaan organisasi TNI. "Institusi tentara seperti tercabik-cabik," kata Letnan Jenderal (Purn.) Soeyono, bekas Kepala Staf Umum TNI (1995-1996).
Menurut cerita seorang staf…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…