Wawancara Soenarso: "kerja Intelijen Kita Tidak Fokus, Payah"

Edisi: 49/28 / Tanggal : 2000-02-13 / Halaman : 34 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


DUA lukisan berjejer di dinding ruang tamu sebuah rumah bergaya country di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Yang satu karya Jeihan, yang lain hasil sapuan kuas Soenarso. Yang satu pelukis tersohor, yang lain pelukis tak ternama dan dulunya adalah seorang jenderal dengan banyak peran di belakang layar. Tak banyak yang tahu, memang, bahwa Soenarso, yang tiga dasawarsa lalu berkiprah sebagai perwira intelijen, ternyata juga mahir memainkan cat dan kuas. Beberapa lukisannya tertata rapi, menghiasi rumah berdinding bata merah itu. Tak sedikit jenderal yang pandai menyanyi, tapi yang bisa melukis seperti Soenarso agaknya bisa dihitung dengan jari. Sayang sekali, ia tidak leluasa menekuni hobi ini-waktunya tersita untuk urusan dinas. Padahal, bakat melukis itu telah bersemi sejak masa kanak-kanak.

Wong Solo dan ayah tujuh anak ini lahir di Tasikmadu, Surakarta, 1 Juni 1925. Ia mengawali karir militer sebagai perwira intel di Solo (1945-1946). Dalam karirnya yang panjang, Soenarso mengisi beberapa pos penting, antara lain menjadi dosen Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad, 1961-1964), Ketua Gabungan V Komando Operasi Tertinggi (Koti/1965-1967), yang membawahkan bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, seraya merangkap jabatan Direktur Polisi Militer (1966-1967). Pada tahun itu juga ia ditugasi sebagai Koordinator Urusan Malaysia-Singapura (1966-1967) dalam penyelesaian konfrontasi Malaysia-Indonesia.

Setelah itu, Soenarso ditarik sebagai staf pribadi Presiden Soeharto untuk bidang politik (1967-1968), di samping menjadi staf khusus urusan Cina (1967-1969). Pada awal kelahiran ASEAN, ia banyak menyumbang pikiran tentang bagaimana bangsa-bangsa Asia Tenggara harus bergandeng tangan tanpa mencampuri urusan dalam negeri masing-masing. Departemen Luar Negeri kemudian memintanya menjadi Sekretaris Umum Sekretariat Nasional ASEAN (1968-1969) di Jakarta. Dari urusan ASEAN, alumni Defense Service Staff College, Wellington, India ini pindah ke Singapura sebagai Dubes RI (1969-1972).

Soenarso juga nama penting dalam dunia intelijen Indonesia. Ia turut melahirkan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin), dan pada 1973-1985 memimpin Badan Koordinasi Masalah Cina Bakin. Selepas tugas di Bakin, barulah kakek tujuh cucu yang pencinta anjing ini dapat lebih leluasa meluangkan waktu untuk keluarga-satu "kemewahan" yang belum sempat diraihnya selama dinas tentara. Ia juga bisa mengembangkan hobi yang lama terpendam: melukis.

Dengan pemikiran dan jasa-jasanya, Soenarso, yang selalu menjauh dari pers ini, bisa dikategorikan sebagai salah seorang arsitek politik era peralihan Orde Lama ke Orde Baru. Tatkala Bung Karno berkuasa, ia adalah orang kepercayaan Jenderal A. Yani untuk berbagai "misi khusus" dengan Bung Karno. Dan ketika Soehato naik ke kursi orang nomor satu di republik ini (1967), ia banyak membekali presiden muda itu dengan pandangan politik, terutama pada masa awal kekuasaannya. "Saya hanya ikut mengantar Pak Harto ke dalam pemerintahan baru," ujarnya.

Peristiwa tak terlupakan dalam karirnya adalah tatkala ia, selaku Direktur Polisi Militer dan Ketua Tim Pemeriksa Pusat, harus memeriksa Bung Karno. "Bung Karno adalah guru, pemimpin, juga orang tua bagi saya. Memeriksa beliau adalah tugas yang menimbulkan rasa sedih bukan main," ujarnya kepada TEMPO.

Pekan lalu, di rumahnya yang sejuk oleh hawa kebun yang rimbun, Soenarso menerima wartawan TEMPO Setiyardi, Hermien Y. Kleden, serta fotografer Fernandez Hutagalung untuk wawancara khusus. Dalam usianya yang 74 tahun-dengan postur langsing dan tutur kata yang halus-ia lebih mirip seniman ketimbang jenderal. Tubuhnya masih bugar. Dan rangkaian peristiwa masa lalu masih tersimpan baik dalam ingatan Soenarso.

Petikannya:

Mengapa Anda yang dipilih untuk memeriksa "keterlibatan" Bung Karno dalam G30S?

Saya tidak tahu. Yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…