Siapa Takut Masuk Cipinang

Edisi: 52/35 / Tanggal : 2007-02-25 / Halaman : 76 / Rubrik : HK / Penulis : Kuswardono, Arif A. , Adityo, Dimas,


IA tidur beralas selimut wool di atas balai-balai setinggi lutut. ”Ini seperti kamar santri,” ujarnya menggambarkan sel yang dihuninya bersama seorang tahanan lain. Tak ada kasur empuk. ”Saya nikmati saja. Anggap saja di pesantren,” ujar Nazaruddin Sjamsuddin, doktor lulusan Universitas Monash, Australia, saat dibesuk Tempo.

Tak ada pesawat televisi. ”Saya jarang nonton TV. Justru sepi yang saya cari,” katanya. Dari balik jeruji, ia sibuk menulis otobiografi politik. ”Fokusnya masa-masa saya di Komisi Pemilihan Umum,” ujarnya. Buku setebal sekitar 900 halaman itu kini hampir rampung. Ia juga coba-coba belajar melukis. ”Sudah sembilan lukisan bergaya surealis dan naturalis yang saya buat,” kata sang profesor.

Mantan anggota Badan Pekerja MPR ini tak mau makan menu tahanan. Makanan dikirim rantangan dari rumah setiap hari. Pakaian kotor juga ikut diangkut. Jam besuknya pun bisa kapan saja. Ketika mula-mula ditahan, Nazaruddin kerap menggelar rapat Komisi Pemilihan Umum (KPU) di tahanan Polda. Mereka minta disediakan ruangan khusus untuk rapat.

Bekas Ketua KPU ini tentu saja boleh meneruskan hobi barunya, tapi bukan di ruang tahanan polisi, yang sudah ia tempati selama 22 bulan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…