HIKAYAT PARA PENCETAK UANG

Edisi: 45/28 / Tanggal : 2000-01-16 / Halaman : 44 / Rubrik : PT / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , ,

WILLIAM SOERYADJAYA

KESANGGUPAN terkekeh-kekeh adalah satu soal yang membedakan Om Willem-begitu ia dipanggil-dengan (mantan) taipan lain. Tatkala koleganya dihujat-hujat dan pusing kepala menyaksikan ambruknya kerajaan bisnis masing-masing, ia hidup tenang. Bekas orang terkaya kedua se-Republik itu masih terus bercanda sambil mengepulkan asap cerutu kesukaannya.

Padahal, tujuh tahun lalu, Tjia Kian Liong-nama aslinya-mesti melepas PT Astra International Inc., kerajaan bisnis dan perusahaan otomatif terbesar yang susah payah didirikannya sejak 1957. Adalah kasus Summa yang jadi penyebab. Pada 1992, bank milik putra sulungnya, Edward, itu sekarat dicekik utang Rp 2,6 triliun. Tak seperti kebanyakan bankir, si Om tak lepas tangan. Untuk menutup kewajiban terhadap ratusan nasabahnya, ia pilih melepas Rp 3 triliun dan kepemilikannya atas Astra. Dua taipan yang amat intim dengan Cendana, Prajogo Pangestu dan Bob Hasan, lalu menyambarnya. "Pengambilalihan Astra direkayasa," katanya. Di bawah kendalinya, Astra relatif bersih dari jamahan trah Soeharto.

Peruntungan anak yatim miskin itu meroket setelah pada 1968-1969 ia dipercaya pemerintah memasok 800 truk Chevrolet. Setelah itu, perusahaannya tumbuh jadi "pohon rindang", tamsil yang kerap dipakainya. Nama Astra identik dengan kisah sukses pemasaran dan perakitan kendaraan bermotor dan peralatan berat. Dan tentu saja dengan kecemerlangannya saat meluncurkan Kijang. Pada 1984, omzet Astra tercatat mencapai US$ 1,5 miliar.…

Keywords: -

Rp. 15.000