Jalur Darah Banyuwangi-malang

Edisi: 44/28 / Tanggal : 2000-01-09 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Prasetya, Adi , Hakim, Jalil


TIGA mayat tergantung di bubungan sebuah gubuk reot. Berlumur darah, tubuh-tubuh itu remuk dibantai massa. Mereka tiga beranak-pinak: Matrawi, 70 tahun; istrinya, Bugimah, 65 tahun; dan anak mereka, Bukhari, 35 tahun. Pemandangan memualkan itu terjadi Kamis subuh, 9 Desember silam, di Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Padahal, ihwalnya cuma sebuah tudingan. Bugimah, perempuan renta itu, dituding sebagai dukun santet. Sekejap kemudian, ratusan warga langsung berkerumun dengan parang terhunus. Lalu,... cras... cras..., darah pun muncrat. Tiga orang tersangka lalu diciduk polisi. Eh, warga yang sudah seperti kesetanan itu malah menyerbu dan membakar markas Polsek tempat para tersangka itu ditahan.

Setelah itu, gelombang pembantaian menderu. Dalam tempo dua pekan, kawasan yang dikenal dengan Malang Selatan ini menelan delapan nyawa dan satu korban luka parah. Dan episode horor peristiwa Banyuwangi-pembunuhan dukun santet yang hingga kini masih gelap itu-seperti akan bersambung.

September hingga Oktober 1998 silam adalah masa tergelap bagi kawasan di tapal kuda Jawa Timur itu. Hampir tiap hari, potongan mayat "dukun santet" ditemukan tak utuh atau paling tidak tercabik-cabik. Pembantaian massal dilakukan tidak hanya dengan teramat keji, tapi juga begitu terang-terangan. Bak wabah menular, menurut data tim investigasi NU, aksi jagal merembes ke tujuh daerah, mulai dari Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Pamekasan, dan Sampang. Tak kurang dari 253 jiwa melayang sia-sia. Tujuh puluh persen di antaranya adalah warga nahdliyin, yang sama sekali bukan tukang tenung. Banyak di antaranya malah kiai, guru mengaji, atau santri.

Sang maut lalu bergentayangan di Malang. Di Kota Apel ini, yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?