Langkah Kuda Gus Dur

Edisi: 12/27 / Tanggal : 1998-12-28 / Halaman : 15 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,


ADA yang bingung, dan tidak habis pikir, mengapa Gus Dur merasa perlu mengunjungi Habibie, dan sesudahnya menemui Soeharto pada saat seperti sekarang ini. Gus Dur, walaupun dalam kondisi fisik lemah, tetaplah tokoh kuat di antara pemimpin masyarakat yang ada, sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, calon presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa. Sebagai calon presiden, dan orang yang menginginkan pemilihan umum terselenggara secepatnya, tentu ia termasuk yang berorientasi ke depan. Mengapa berpaling ke Soeharto, gembong masa lalu yang penuh korupsi dan sedang jadi pusat sasaran untuk diadili itu? Apa yang ingin dicapainya?

Gus Dur tentu sudah menyediakan jawaban dengan alasannya, memang. Tapi kebingungan sebenarnya bukan disebabkan tidak adanya jawaban sesudah peristiwa berlalu. Melainkan karena ada ekspektasi yang tidak cocok, yang timbul karena gambaran yang sudah dipatok sebelumnya tidak mampu membantu memahami beberapa polah politik Gus Dur selanjutnya. Yang salah bukan Gus Dur, tapi persepsi yang baku mengenai pribadinya. Seolah-olah Gus Dur harus terus-menerus jadi pahlawan, bukan makhluk fana belaka. Misalnya, sering orang lupa bahwa Gus Dur juga seperti orang lainnya: punya keperluan-keperluan kecil…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18

Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.

K
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18

Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.

S
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25

Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.