Empat Dirangkul, Gus Dur Mau Apa?
Edisi: 12/27 / Tanggal : 1998-12-28 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis : Hadad, Toriq , Setiawan, Iwan , Prabandari, Purwani D.
GUS Dur adalah jagoan catur. Di lingkungan terdekatnya, putra sulung dari enam bersaudara Wahid Hasyim, bekas menteri agama, itu tidak terkalahkan. Langkah-langkahnya penuh kejutan, sukar ditebak. Bahwa sejak pekan lalu Gus Dur secara maraton mengunjungi empat tokoh penting di Jakarta, tentu ia tidak sedang mencoba "langkah kuda" di papan politik Indonesia_meskipun banyak orang sukar menerka apa maunya.
Pemimpin 30 juta umat Nahdlatul Ulama (NU) berusia 57 tahun ini mulanya menemui Panglima ABRI Jenderal Wiranto, Rabu, 9 Desember lalu, di Jakarta. Pertemuan itu jelas dikritik mahasiswa, yang kehilangan enam nyawa rekannya dalam tragedi Semanggi. Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Amien Rais, juga mengecam Gus Dur karena menyetujui ide Rakyat Terlatih, yang dianggap akan mirip Pam Swakarsa_pasukan swasta yang bentrok dengan rakyat di Sidang Istimewa MPR lalu. Deklarasi Ciganjur pun_yang dihasilkan Gus Dur, Amien, Mega, dan Sultan Hamengku Buwono X_menolaknya.
Langkah Gus Dur berlanjut. Sabtu, 12 Desember lalu, ia bertandang ke rumah kediaman Presiden B.J. Habibie di kawasan Kuningan, Jakarta. Sukar dikatakan bahwa kedua tokoh ini bukan "seteru berat" bertahun-tahun, terutama sewaktu Habibie mendirikan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia di Malang pada 1990. Gus Dur waktu itu mengatakan, "Lebih baik saya mengurusi Islam di kaki lima." Toh, waktu mengubah segalanya. Ia tak hanya membalas kunjungan Habibie ke rumah sakit dulu, tapi juga membuat "perjanjian empat hal" soal pemilihan umum. Pertama, pemilu akan dilakukan untuk tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten_informasi sebelumnya hanya tingkat pusat. Kedua, ada panitia pemilu yang independen, dengan anggota dari unsur birokrasi, partai politik, dan organisasi masyarakat. Ketiga, penghitungan pemilu ditandatangani oleh panitia independen itu. Keempat, pengawas pemilu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?