Letjen Susilo Bambang Yudhoyono: Penghujatan Terhadap Abri Tidak Lepas Dari Politik Orba
Edisi: 12/27 / Tanggal : 1998-12-28 / Halaman : 36 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
Kasus Trisakti, kerusuhan Mei, Banyuwangi, Semanggi, Ketapang..., benarkah itu semua simbol dari kegagalan ABRI? Dalam sejarah Indonesia, tampaknya tak pernah ABRI mendapat sorotan sedemikan tajamnya seperti saat setelah reformasi bulan Mei, meski sebelumnya langkah ABRI di Aceh, Timtim, atau Irianjaya sempat juga dikritik. Dan selain Soeharto dan kroninya, ABRI-lah yang kini cukup kenyang menerima kritik dan hujatan, baik yang menyangkut peran sosial politik ABRI maupun kedekatannya dengan penguasa terdahulu.
Menjawab keinginan publik tersebut, satu langkah penting yang dilakukan ABRI adalah mengganti kelembagaan Kepala Staf Sosial Politik menjadi Kepala Staf Teritorial. Memang, pemegang jabatan itu adalah orang yang tetap sama dengan pemegang jabatan sebelumnya, yaitu Letnan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, menurut Yudhoyono, peran yang dimainkannya sangat berbeda. "Kami meninggalkan politik praktis, seperti turut campur dalam penentuan kepengurusan partai politik," ujar Yudhoyono. Karena konsep itu masih baru, muncul hal kecil yang cukup menggelitik, misalnya ketika Hamzah Haz terpilih sebagai ketua PPP, Yudhoyono mengaku tidak berani mengucapkan selamat karena khawatir diterjemahkan sebagai dukungan.
Lahir di Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949, karir militer dan latar belakang pendidikan perwira lulusan Akabri Darat 1973 ini terbilang lengkap. Ia pernah bertugas dalam pasukan tempur, di lingkungan staf, pendidikan, dan teritorial. Dalam bidang teritorial, Yudhoyono pernah bertugas di Kodam IX/Udayana, Kodam Jaya, Kodam IV/Diponegoro, dan Kodam II/Sriwijaya. Tak mengherankan bila tahun 1995 ia dipercaya sebagai chief military observer oleh PBB saat bertugas di Bosnia. Sejak turunnya Soeharto sebagai presiden, dan seiring dengan perubahan yang terjadi_termasuk permintaan masyarakat atas posisi ABRI_sosok Yudhoyono lebih dikenal sebagai penyampai pesan tentang peran baru yang ingin dimainkan ABRI. "Saat ini saya harus meyakinkan banyak pihak, baik ke luar maupun ke dalam, bahwa ABRI tidak ragu-ragu menempuh agenda reformasi," ujar Yudhoyono.
Namun, sebagamana lazimnya anggota ABRI yang masih aktif dan loyal pada sumpahnya, Yudhoyono menepis isu tentang perpecahan di dalam ABRI. Dia juga menepis perkiraan bahwa dalam waktu dekat akan ada pergantian kepemimpinan di lingkungan ABRI. "ABRI masih berkonsentrasi pada tugas yang banyak Anda kritik tadi."
Dalam tutur kata yang runtut dan komprehensif_sebuah keistimewaan yang memang dimilikinya_Yudhoyono menjelaskan pemikirannya kepada Yusi A. Pareanom, Darmawan Sepriyossa, dan Hani Pudjiarti dari TEMPO, pada pertengahan Desember dalam sebuah wawancara yang berlangsung di ruang kerjanya di Markas Besar ABRI di Cilangkap, Jakarta. Berikut petikannya.
Bagaimana Anda melihat ABRI yang saat ini menjadi sasaran kritik dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…