Pupuk Mencekik, Gabah Dicekik

Edisi: 10/27 / Tanggal : 1998-12-14 / Halaman : 69 / Rubrik : EB / Penulis : Ch., Mardirah , P., Hani , Fadilasari


BENANG kusut itu bernama pupuk. Musim tanam tiba, benih padi mulai ditebar. Kredit Usaha Tani (KUT), sebagai bantuan modal, juga telah dicairkan. Celakanya, pupuk tiba-tiba lenyap. Kalaupun ada, harganya naik sampai empat kali lipat. Sebuah permainan baru di zaman reformasi?

Mungkin saja. Di Madiun, Jawa Timur, petani harus menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) untuk membeli pupuk. Di Blora, Jawa Tengah, petani menjarah gudang pupuk serta membakar dan menjarah Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Jaya. Di luar Jawa sami mawon. Kelangkaan pupuk malah terlihat lebih parah. Kendati belum--mudah-mudahan saja tidak akan--ada tindakan anarkis, sejumlah petani di Lampung terpaksa berburu bubuk penyubur itu sampai ke seberang, ke Jawa. Mahal? "Biar saja. Yang penting ada pupuk," kata Ning Made Sekar, petani di Bantul, Lampung Tengah.

Sebenamya, krisis…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…