Pilih Berkoalisi Atau Jadi Oposisi?

Edisi: 15/28 / Tanggal : 1999-06-20 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis : Zulkifli, Arif , ,

UNTUK sementara PDI Perjuangan masih memimpin perolehan suara dalam Pemilu 1999. Urutan selanjutnya: Partai Golkar, disusul Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), lalu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Jika urutan lima besar ini bertahan sampai akhir, itu berarti Megawati Soekarnoputri punya peluang besar untuk menjadi presiden Republik Indonesia. Tapi, seandainya PDI Perjuangan tidak meraih suara mayoritas, itu berarti Mega harus benar-benar jitu dalam menggandeng partai lainnya, agar suaranya mencapai minimal 51 persen. Artinya, ia harus siap dengan negosiasi dan sejumlah kompromi.

Salah satu koalisi yang mungkin terbentuk adalah antara PDI Perjuangan, PAN, dan PKB. "Tiga partai ini adalah yang terbesar yang mencerminkan usaha reformasi. Selain itu, PAN dan PKB yang Islam akan melengkapi kekurangan PDI Perjuangan," kata Alwi Shihab, salah satu ketua PKB. Maksudnya, citra "abangan" PDI Perjuangan akan ditutup oleh citra "santri" kedua partai lainnya. Tiga serangkai ini memang pernah menelurkan "Komunike Paso", front bersama untuk menghadang partai pro-status quo. Ketiganya pernah melahirkan "Deklarasi Ciganjur" saat perlawanan terhadap rezim Soeharto mencapai puncaknya.

PKB paling siap jika diajak berkoalisi oleh PDI Perjuangan. Matori Abdul Djalil jelas mengatakan hal itu. Pemimpin kedua partai ini sudah lama lengket. "Keunggulan PDI Perjuangan itu karena dia punya Mega dan Gus Dur, sedangkan PKB cuma punya Gus Dur," kata Matori. Klop. Problem yang lupa dikatakan Matori barangkali soal para kiai Nahdlatul Ulama di PKB yang masih "enggan" dipimpin seorang presiden wanita. Walau sejauh ini Gus Dur bisa…

Keywords: -

---

Foto Terkait